Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Darwati Menangis Tersedu Saat Tahu Namanya Dicoret dari Data Penerima Bansos Kemensos

Kompas.com - 09/01/2021, 07:30 WIB
Hamim,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TUBAN, KOMPAS.com - Kebijakan pemangkasan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) oleh Kementerian Sosial ternyata dikeluhkan warga lantaran data KPM yang dipangkas tersebut diduga dilakukan secara serampangan.

Sebab, sebagian data KPM BPNT yang dipangkas saat ini justru kondisi kehidupannya ada yang masih layak menerima bantuan sosial pangan dari pemerintah.

Salah satu KPM BPNT yang datanya ikut terpangkas adalah Nenek Darwati (58), warga Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, yang sehari-hari menjual kangkung keliling.

Darwati mengetahui namanya dicoret dari daftar KPM BPNT tahun 2021, saat hendak mengambil jatah beras di salah satu e-warung atau agen penyalur bantuan bersama para KPM lainnya.

Baca juga: Penerima Bansos Tunai Berkurang, Pengemudi Ojol Tak Lagi Masuk Daftar

Dia pun tidak tahu harus mengadu kepada siapa saat tahu namanya sudah tidak terdaftar sebagai KPM BPNT tahun 2021 tersebut.

Darwati akhirnya mendatangi rumah tenaga pendamping bantuan sosial pangan kecamatan, setelah pihak e-warung atau agen penyalur maupu sejumlah tetangga menyarankan agar dirinya menanyakannya langsung ke pihak pendamping.

Darwati mengaku bantuan sembako yang diterimanya selama ini sangat dibutuhkan, apalagi beberapa bulan terakhir kondisi suaminya yang sudah beranjak tua juga sakit-sakitan dan tidak bisa mencari kangkung lagi.

Baca juga: Bansos Jadi Tunai, KPK Soroti Akurasi Data

Andalkan hidup cari kangkung

Untuk menopang kebutuhan sehari-hari, Darwati yang tinggal berdua di rumah bersama suaminya terkadang harus bekerja sebagai buruh tani atau kerja serabutan lainnya.

"Suami kerjanya mencari kangkung di sawah, tapi sekarang dia sakit, makanya kalau saya tidak dapat bantuan beras bagaimana mas," kata Darwati sembari menangis tersedu saat menemui tenaga pendamping bantuan sosial pangan, Jum'at (8/1/2021).

Menurutnya penghasilan menjual kangkung dalam sehari paling banyak Rp 40.000, terkadang juga kurang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup selama ini juga masih kurang.

"Kalau dulu pas masih dapat bantuan beras sangat membantu, tapi sekarang ya berat," keluhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com