Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duka Ibu dari Pencuri yang Tewas Dianiaya: Saya Minta Keadilan Buat Anak Saya

Kompas.com - 09/01/2021, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Tewasnya Youvanry Aldyryansyah Purba (21) karena dianiaya pemilik rumah dan satpam saat mencuri membawa duka bagi ibunya, Sumarni.

Youvanry semasa masih hidup tinggal bersama ibunya di Kelurahan Serbelawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Simalungan, Sumatera Barat.

Sumarni bercerita saat kejadian yang menewaskan anaknya, ia tak memiliki firasat apapun.

Di malam kejadian Youvanry kelur rumah tanpa pamit. Ia tak menyangka jika malam itu adalah pertemuan terakhir dia dengan anak laki-lakinya.

"Saya minta keadilan lah, Pak, buat anak saya,” kata Sumarni.

Baca juga: Pencuri yang Tewas Dipukul Talenan Pemilik Rumah dan Satpam Alami Gangguan Jiwa

Alami gangguan jiwa sejak 3 tahun terakhir

Ilustrasishutterstock Ilustrasi
Menurut Sumarni, sudah tiga tahun anaknya mengalami ganguan jiwa. Namun karena keterbatasan biaya, Youvanry tidak menjalani rehabilitasi atau berobat secara intensif.

Ia pernah membawa anaknya ke sebuah klinik dan setelah konsumsi obat daro dokter, kondisi Youvanry mulai membaik.

Youvanry pernah menolak konsumsi obat apalagi saat sakit atau demam. Tapi sejak setahun terakhir, kondisinya mulai membaik.

Namun Youvanry lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah dan sedikit berbicara.

"Seperti orang gila gitu, ya sudah mengalami seperti itulah dia. Namun sudah setahun belakangan ini dia sudah sedikit berubah. Cuma dia tidak pernah mau keluar rumah lagi."

"Disuruh pangkas nggak mau. Nanti kalau mandi, mau sampai berminggu-minggu. Kurang mau lah dia untuk bicara," kata Sumarni, Jumat (8/1/2021).

Baca juga: Detik-detik Pencuri Tewas Setelah Diikat hingga Dipukul Pakai Talenan

Menyukai musik dan motor

Ilustrasi depresiShutterstock Ilustrasi depresi
Menurut Sumarni selama depresi, anaknya lebih suka mendengarkan musik di kamar tidurnya dengan volume maksimal. Ia kemudian menunjukkan kamar sederhana yang selama ini ditempati anaknya.

Jika sudah mendengarkan musik dengan volume maksimal, Youvanry lebih terlihat tenang.

Semasa hidupnya, Youvanry sangat menyukai sepeda motor Honda Cup 70 miliknya. Motor tua tersebut terkadang dibawa keliling di halaman rumah.

“Setiap hari mengendarai sepeda motor bututnya hanya keliling depan rumah. Ya, nanti kalau keluar dari pintu hidupkan kereta (sepeda motor) hanya depan rumah ini saja, sekali sampai dua kali keliling depan rumah, ya udah berhenti dan masuk rumah lagi," jelasnya.

Walapun mengalami gangguan jiwa, Sumarni menegaskan jika anaknya tak pernah menggangu orang lain. Karena selama sakit Youvanry menolak berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain.

Baca juga: Ditinggal Kabur Rekannya Saat Tepergok Warga, Seorang Pencuri Tewas Dikeroyok Massa

Tengah malam dipergoki masuk rumah warga

Foto: Tersangka memperagakan adegan penganiayaan terhadap terduga pencurian yang tewas ditangan 6 orang tersangka. Adegan rekonstruksi   di halaman Kantor Satreskrim Polres Simalungun, Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Senin 4 Januari 2021. (Dok: Polres Simalungun)KOMPAS.COM/Teguh Pribadi Foto: Tersangka memperagakan adegan penganiayaan terhadap terduga pencurian yang tewas ditangan 6 orang tersangka. Adegan rekonstruksi di halaman Kantor Satreskrim Polres Simalungun, Pematang Raya, Kabupaten Simalungun, Senin 4 Januari 2021. (Dok: Polres Simalungun)
Youvanry tewas di tangan pemilik rumah dan dua anaknya serta tiga satpam pada Minggu (27/12/2020).

Malam itu, HN pemilik rumah memergoki Youvanry di dalam rumahnya. Ia kemudian menangkap pemuda 21 tahun.

HN juga memukul wajah korban dan mengikatnya dengan tali lalu memukulkan talenan ke kepala korban.

Dua anak HS yang masih di bawah umur ikut menganiaya korban. Sementara itu HS satpam yang juga ditetapkan sebagai tersangka, bersama rekannya SA menekan pinggang dengan lutut dan mengunci tangan korban ke belakang punggung.

Korban sempat meronta namun dia tetap dipukuli hingga akhirnya meninggal dunia.

Baca juga: Detik-detik Pencuri Tewas Setelah Diikat hingga Dipukul Pakai Talenan

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Teguh Pribadi | Editor : Farid Assifa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com