Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pembuat Spring Bed yang Diduga Abal-abal di Tegal, Berhenti Produksi karena Viral dan Dikomplain

Kompas.com - 08/01/2021, 16:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Belum lama ini viral video tentang spring bed yang disebut abal-abal. Spring bed tersebut beredar di Pekalongan dengan modus cuci gudang.

Seorang warga ditawari spring bed dengan harga Rp 1,2 juta. Setelah ditawar kasusr tersebut dihargai uang tunai Rp 300.000 dan satu ekor burung seharga Rp 600.000.

Dari pengusutan polisi, spring bed tersebut dibuat di Tegal.

Salah satu pembuat spring bed yang diduga abal-abal itu adalah Riyanto waga Desa Grobog Kulon. Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.

Baca juga: Spring Bed Diduga Abal-abal di Tegal Dijual Rp 1,2 Juta, Berisi Kardus Disanggah Balok Kayu, Ini Ceritanya

Dilansir dari TribunJateng.com, Riyanto bercerita sudah 2 tahun memproduksi bisnis spring bed yang terbuat dari kerangka kayu, kardus, kain, dan busa tipis.

Saat memproduksi, Riyanto dibantu oleh tiga karyawannya.

Selama masa pandemi, Riyanto mengaku penjualan spring bed menurun. Padahal biasanya ia menjual sekitar 100 spring bed.

Spring bed tersebut ia jual Rp 150.000 per buah. Namun untuk di luaran harga ditentukan oleh sales.

"Kalau harga jual springbed dari saya Rp 150.000 per satunya. Nah di sales saya tidak tahu, karena mereka yang menentukan."

Baca juga: Spring Bed Diduga Abal-abal Diamankan, Polisi Datangi Tempat Produksinya di Tegal

Kapolsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki (kanan) memperlihatkan kasur springbed yang palsu
TRIBUNJATENG/INDRA DWI PURNOMO Kapolsek Pekalongan Selatan Kompol Basuki (kanan) memperlihatkan kasur springbed yang palsu
Setelah video spring bed buatannya dikomplain oleh pembeli, Riyanto mengaku dipanggil kepolisian. Selain itu ia memilih berhenti memproduksi spring bed.

"Selama dua tahun memulai usaha, baru pertama kali saya mendapat komplain atau masalah seperti yang sedang viral ini. Jujur saja repot, dan imbasnya saya sementara tidak memproduksi dulu karena kondisinya juga belum baik," katanya Rabu (6/1/2021)

"Tapi semuanya sudah selesai, kemarin saya datang ke Polsek Pekalongan Selatan dan membuat surat pernyataan. Ditandatangani oleh saya dan ketiga orang tadi," jelasnya.

Baca juga: Kasus Konser Dangdut, Wakil Ketua DPRD Tegal Dituntut 4 Bulan Penjara

Tiga orang yang dimaksud adalah dua sales dan sopir yang mengangkut spring bed ke Pekalongan.

Sementara itu, Achmad Sekhemi sopir yang membawa spring bed produksi Riyanto hingga menjadi viral mengungkapkan, masalah dengan warga di Pekalongan yang merasa ditipu sudah selesai.

Namun Sekhemi mengaku ia tidak akan berjualan di sana lagi. Karena dari pihak Polsek Pekalongan Selatan sudah memperingatkan sementara waktu tidak usah berjualan di wilayah sana dahulu.

Baca juga: 6.990 Tenaga Kesehatan di Tegal Akan Disuntik Vaksin Covid-19

"Kami tidak disarankan untuk berjualan di wilayah Pekalongan dulu, tapi kalau di wilayah lain diperbolehkan. Ya sementara waktu kami tidak berjualan dahulu sampai suasana kondusif," akunya.

Sementara itu Camat Pangkah, Bambang Sihana menuturkan, bahwa usaha yang dijalankan oleh Riyanto belum memiliki izin resmi padahal sudah dua tahun.

"Kalau disini yang saya tau ada dua pembuat kasur yang berizin. Maka setelah masalah ini nantinya akan kami bina, dan sementara waktu ya tidak beroperasi dulu akan kami tertibkan untuk membuat surat izin usaha," tandasnya

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tresno Setiadi | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribunjateng.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com