Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Distribusi Vaksin Sinovac ke Daerah di Jateng Tunggu Arahan Pemerintah Pusat

Kompas.com - 08/01/2021, 15:53 WIB
Riska Farasonalia,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan distribusi vaksin Covid-19 ke 35 kabupaten/kota saat ini masih menunggu arahan dari pemerintah pusat.

Saat ini, sebanyak 62.560 dosis vaksin Sinovac tahap pertama masih disimpan di gudang Dinas Kesehatan Pemprov Jateng di Kawasan Industri Tambakaji Semarang.

Proses vaksinasi nantinya bakal diprioritaskan bagi tenaga kesehatan sebanyak 177.784 secara bertahap ke seluruh daerah di Jateng mulai 14 Januari 2021.

"Vaksin masih ditahan di tempat kita karena nanti di BPOM kan belum keluar ya izinnya. Ini kan on going process nanti begitu dari BPOM keluar baru kita distribusi (ke daerah-daerah)," jelas Ganjar, Jumat (8/1/2021).

Baca juga: Kegiatan Masyarakat di Jateng Segera Dibatasi, Ganjar: Khususnya Solo Raya dan Semarang Raya

Ganjar menegaskan, penyimpanan vaksin sendiri harus ekstra hati-hari dan rantai pendingin vaksin harus benar-benar terjaga.

"Soalnya kalau distribusi itu perawatannya agak butuh ketelitian gitu ya, minimal memastikan cold storage-nya mesti beres dan ini yang Sinovac ini sebenarnya tidak terlalu dingin banget antara 2-8 derajat celcius. Maka kita masih punya," jelasnya.

Kendati demikian, dia menjelaskan, apabila nantinya yang datang adalah vaksin Pfizer perlu penyimpanan yang sangat dingin.

"Tapi nanti kalau dari Pfizer itu kalau datang bisa minus 70 jadi alatnya mesti pengadaan. Maka ini (Sinovac) kita tahan dulu, begitu keluar (izin BPOM) nanti langsung distribusi," katanya.

Baca juga: Soal Pembatasan Jawa-Bali, Ganjar: Pariwisata, Mohon Maaf Ya Anda Akan Rugi

Ganjar juga telah mengantisipasi jika adanya penolakan akan vaksinasi Covid-19.

Menurut dia, potensi penolakan vaksin itu biasanya muncul dari masyarakat karena merasa tidak percaya dan tidak tahu.

"Vaksin itu jumlahnya hanya sedikit. Prioritasnya hari ini nakes dulu, yang menolak itu, potensinya kan kalangan masyarakat. Ini akan kita sosialisasikan," katanya.

Dengan adanya sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat yang awalnya menolak akan bersedia untuk divaksin.

"Ini kan baru dari vaksin Sinovac, belum nanti ada vaksin lain seperti Pfizer dan Moderna," jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo menambahkan, penolakan vaksinasi biasanya muncul karena perasaan ragu-ragu.

Oleh karena itu, vaksin juga perlu diberikan kepada tokoh publik, hingga tokoh masyarakat supaya pihak lain yang berpotensi menolak, bisa mantap atau bersedia diberi vaksin.

"Sosialisasi, edukasi yang bersifat persuasif. Jangan ada kesan dipaksa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com