Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta WNA di Bali Abaikan Protokol Kesehatan, Lecehkan Satpol PP dan Marah Saat Diingatkan

Kompas.com - 08/01/2021, 15:11 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Warga negara asing (WNA) yang berada di daerah Badung, Bali, banyak yang terjaring operasi yustisi protokol kesehatan.

Pasalnya, mereka kedapatan tak memakai masker saat jalan atau berkendara menggunakan sepeda motor.

Meski sudah diberikan peringatan dan sanksi oleh petugas, tak sedikit dari mereka yang terlihat tetap abai.

Menyikapi hal itu, konsulat diminta untuk turun tangan agar dapat menegur warganya yang bandel tersebut.

Baca juga: Satpol PP Badung Kesal Banyak Bule di Bali Bandel Tak Pakai Masker

1. Ratusan WNA terjaring operasi yustisi

Kasatpol PP Badung, I Gusti Agung Ketut Suryanegara mengatakan, dalam operasi yustisi protokol kesehatan yang digelar pada 7 September 2020 hingga 6 Januari 2021 terjaring sebanyak 150 warga.

Dari total warga yang melanggar protokol kesehatan itu, 80 persen atau sebanyak 120 orang merupakan warga negara asing (WNA).

Mereka banyak terjaring di wilayah Kuta Utara, seperti di Canggu, Tibubeneng dan juga Pererenan.

Adapun pelanggaran yang ditemukan karena banyak tak memakai masker saat berada di jalan atau berkendara sepeda motor.

Jika dilihat dari usianya, kebanyakan adalah anak muda yang berasal dari Eropa Timur.

Kedatangan mereka di Bali untuk kepentingan liburan dan belum bisa kembali pulang ke negara asalnya akibat kebijakan lockdown.

"Mereka tidak bisa pulang dan tidak ada penerbangan," katanya saat dihubungi, Kamis (7/1/2021).

Baca juga: Warung Kecil Disuruh Tutup, Giliran Pejabat Boleh Bikin Acara Ramai-ramai

2. Lecehkan petugas

Dalam menindak pelanggar protokol kesehatan itu, Suryanegara mengaku sering kesal.

Sebab, para WNA tersebut merasa cuek dengan protokol kesehatan.

Bahkan, saat ditegur tersebut tak sedikit yang menyepelekan dan cenderung melecehkan petugas.

Salah satu kasusnya adalah saat ditegur justru balik bertanya dengan nada merendahkan.

"Tahu apa kamu soal pandemi," kata dia, menirukan ucapan WNA yang ditegurnya.

Tak hanya itu, saat diberikan sanksi push up misalnya, mereka malah tertawa.

"Mereka yang terjaring cuek saja terhadap prokes, kita merasa harga diri kita dilecehkan," terangnya.

Baca juga: Pemilik Rumah dan Satpam Terancam Hukuman Seumur Hidup akibat Aniaya Maling hingga Tewas

3. Marah saat diingatkan

Selain itu, Suryanegara juga sering mendapat keluhan dari para pengusaha restoran dan bar di wilayah Badung.

Sebab, para turis itu sering kedapatan berkerumun dan tak mengindahkan protokol kesehatan saat berkunjung di lokasi tersebut.

Ketika hendak diingatkan penjaganya, mereka terkadang malah marah-marah.

Keluhan lainnya adalah sering nongkrong lama tapi tak banyak melakukan belanja.

"Mereka (pengusaha) curhat orangnya banyak tapi yang belanja sedikit. Kadang-kadang, mereka masuk ke tempat hanya beli bir dan air putih saja, bisa lima jam di tempat itu," kata dia.

Baca juga: Fakta Pemilik Rumah dan Satpam Jadi Tersangka Setelah Aniaya Pencuri hingga Tewas

4. Minta konsulat ikut bertindak

Terkait dengan banyaknya temuan para WNA yang abai dengan protokol kesehatan itu, Suryanegara beranggapan karena mereka merasa mampu membayar denda.

Sehingga, wajar jika mereka diberikan sanksi dan teguran oleh petugas cenderung menyepelekan.

Menyikapi hal itu, dirinya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak Imigrasi dan konsulat asal negara dari para WNA tersebut.

Pihaknya berharap, konsulat bisa lebih tegas dalam memberikan teguran kepada warganya yang terbukti abai dengan protokol kesehatan.

Penulis : Kontributor Bali, Imam Rosidin | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com