Namun tidak jadi dilakukan, karena masyarakat tidak setuju dengan alasan khawatir harimau akan mengamuk.
"Padahal teori yang kami dapatkan dengan bakar itu menhilangkan dominansi dan harimau akan bergerak ke masuk dalam hutan. Kemarin itu dibiarkan sampai habis dimangsa harimau. Begitu juga dengan yang kejadian 6 Januari 2021, masih dibiarkan," kata dia.
Dalam kasus matinya 2 ekor lembu di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok, Langkat pada 6 Januari 2021, lokasi kejadian hanya berjarak 800 meter dari lokasi kejadian sebelumnya pada 25 Desember 2020.
Lokasi kejadian terakhir juga hanya berjarak 988 meter dari batas kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang merupakan habitat harimau sumatera.
Bangkai lembu ditemukan di dalam kawasan yang berstatus hutan produksi terbatas (HPT) yang sudah diolah masyarakat.
Selama ini, umumnya masyarakat menggembalakan ternaknya secara dilepas.
Bahkan pada malam hari juga banyak ditemukan masih berkeliaran tanpa dikandangkan.
Hanya sebagian saja yang bersedia mengandangkan ternaknya, seperti yang dilakukan di beberapa desa yang sudah mendirikan kandang anti harimau (tiger proof enclosure).
"Imbauan sudah berikan. Jangan dibiarkan lepas apalagi pada malam hari," kata dia.
Kemudian, masyarakat diimbau untuk mengurangi atau membatasi pergerakan ke dalam kawasan hutan, terutama saat mulai gelap hingga subuh.
"Penanganan kita saat ini masih berupa penjagaan dan patroli di lokasi. Komunikasi dengan masyarakat agar mereka mau difasilitasi pembuatan kandang anti serangan harimau. Ini sangat membantu nantinya mencegah ternak dimangsa harimau. Kalau translokasi masih harus ada kajian, itu pilihan terakhir apakah urgensinya sudah sampai harus translokasi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.