Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua Komisi IV: Pernyataan Bu Mega Membuat Kami "Pede" Menolak Ekspor Benur

Kompas.com - 08/01/2021, 12:55 WIB
Putra Prima Perdana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengaku gembira dengan pernyataan Ketua Umum PDI-P Megawati yang berbicara masalah ekspor benur.

Megawati dalam diskusi daring DPP PDI-P sempat menyinggung masalah lingkungan hidup yang dianggapnya makin tak terawat. Salah satunya tentang kehidupan laut yang disebutnya diacak-acak hanya demi mencari keuntungan.

Megawati berpendapat bahwa bayi lobster mestinya dibiarkan hidup hingga mencapai bobot tertentu untuk boleh ditangkap.

Dedi mengaku ia merasa bahagia Megawati memiliki perhatian pada masalah ekosistem laut. Dedi setuju kepada Megawati bahwa benih-benih lobster bisa dibudidaya di Indonesia dengan bantuan tekonologi sebelum dijual ke luar negeri.

Baca juga: Dedi Mulyadi Tantang Menteri KP Baru Hentikan Ekspor Benih Lobster

Dedi menyebutkan pihaknya terus mengampanyekan penolakan terhadap ekspor benih lobster atau benur.

Alasannya, pertama benih lobster itu merupakan ekosistem laut yang harus dijaga keberadaan dan kesinambungannya.

Menurutnya, ada beberapa kabar bahwa benih lobster di laut Indonesia itu mencapai miliaran ekor. Namun bagi Dedi, berapa pun jumlahnya itu tidak penting. Sebaliknya, kata dia, menjaga kesinambungan ekosistem benih lobster itu jauh lebih penting.

"Pernyataan Bu Mega membuat kami semakin pede menolak eskpor benur dan menjaga konservasi laut," tandas mantan bupati Purwakarta itu.

Soal kapal isap produk

Dedi mengatakan, sebenarnya selain ekspor benih lobster, kegiatan lain yang juga merusak ekosistem laut dan menghancurkan nelayan adalah kapal isap produksi untuk pertambangan di laut. Kegiatan ini seperti yang terjadi di Bangka saat ini.

"Saya setiap malam terus-menerus mendapat keluhan soal masih beroperasinya kapal isap produksi di pantai-pantai bangka. Mereka setiap malam kirim posting isinya tangisan karena kehidupan mereka sebagai nelayan hancur, tak bisa melaut. Pencemaran terjadi setiap hari dan ikan semakin sulit didapat," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Jumat (8/1/2021).

Oleh karena itu, Dedi mengajak semua anak bangsa bersama-sama membuat renungan untuk sadar bahwa nasionalisme itu adalah menjaga alam semesta nusantara.

Dedi pun mengajak Megawati yang konsen pada nasionalisme alam untuk peduli pada lingkungan. Sebab, Megawati juga memiliki perhatian penuh pada kelestarian alam.

"Bu Mega sangat konsen selama ini terhadap prinsip nasonalisme kebangsaan, prinsip alam, prinsip keanekaragmaan hayati dan nabati, flora dan fauna di seluruh nusantara," ujar Dedi.

"Semoga kita bisa bahu-membahu sebagai anak bangsa untuk bersama-sama selamatkan Indonesia dari kerusakan lingkungan yang lebih parah," katanya.

Dilegalkan undang-undang

Menurut Dedi, kerusakan lingkungan hari ini sangat mengerikan karena dibuat dalam bentuk kegiatan yang legal menurut undang-undang. Oleh karena itu, kata Dedi, jangan sampai rakyat dan alam menangis karena undang-undang.

"Jangan lahir penderitaan di atas undang-undang," katanya.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Dari Dulu Saya Menolak Ekspor Benih Lobster

Menurut Dedi, pertambangan dan ekspor benur itu adalah kegiatan legal dan sah menurut undang-undang. Namun kedua kegiatan itu berujung pada perusakan lingkungan.

"Intinya negara jangan legalisasi kerusakan," tandas politisi Golkar ini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com