Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengungsi Gunung Merapi di Magelang Capai 625 Jiwa

Kompas.com - 08/01/2021, 10:16 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com -  Warga lereng Gunung Merapi wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang mengungsi mencapai 625 jiwa, hingga Jumat (8/1/2021), pukul 06.00 WIB.

Mereka dievakuasi seiring perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terus meningkat.

Saat ini mereka telah menempati barak atau Tempat Evakuasi Akhir (TEA) yang tesebar di masing-masing daerah penyangga (sister village).

Setidaknya ada 6 titik TEA yang telah ditempati.

Baca juga: Warga Lereng Gunung Merapi yang Kembali ke Pengungsian Wajib Rapid Test

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto memaparkan, sebagian besar pengungsi adalah warga yang sebelumnya pernah mengungsi saat status Gunung Merapi naik dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III), November 2020.

"Mereka sudah mengungsi, tapi pulang ke rumah masing-masing karena merasa aktivitas Gunung Merapi sudah landai. Saat ini Merapi kembali meningkat sehingga mereka harus dievakuasi lagi," kata Edy, Jumat (8/1/2021).

Para pengungsi itu berasal dari beberapa dusun yang masuk Kawasan Rawan Bencana (KRB) III atau berjarak sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Dusun-dusun tersebut yakni, Dusun Trono, Pugeran, dan Trayem, Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, sebanyak 121 jiwa.

Kemudian, Dusun Gemer, Ngandong dan Karanganyar, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, sebanyak 83 jiwa.

Dusun Keningar, Banaran dan Gondangrejo, Desa Keningar, Kecamatan Dukun, sebanyak 55 jiwa. Lalu Dusun Babadan I dan Babadan II, Desa Paten, Kecamatan Dukun, sebanyak 366 jiwa.

Baca juga: Pipa Saluran Air Putus Terkena Aliran Lahar Hujan Gunung Merapi

Edy melanjutkan, untuk pengungsi dari Desa Krinjing menempati TEA Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan.

Desa Ngargomulyo di TEA Desa Tamanangung, Kecamatan Muntilan. Desa Keningar di SDN Ngrajek dan rumah Kepala Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid.

Sedangkan Desa Paten di TEA Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan.

"Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG, namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian," jelas Edy.

Adapun warga yang diprioritaskan dievakuasi adalah kelompok rentan, yakni wanita, lansia, anak-anak, ibu hami/menyusui, orang sakit dan difabel.

Sesuai dengan protokol kesehatan pencagahan Covid-19, setiap TEA dibangun bilik atau sekat dari papan kayu yang memisahkan antarkeluarga.

Sebelum masuk barak pun mereka wajib menjalani rapid test.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com