YOGYAKARTA,KOMPAS.com-Tenda dan kursi tersimpan di halaman rumah sederhana milik pasangan Bani dan Wagiyah warga Padukuhan Temuireng 2, Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Yogyakarta.
Rumah itu tempat tinggal orangtua almarhum Sunakip Setiawan (21), sebelumnya ditulis (26), pekerja yang meninggal di kapal ikan di Taiwan.
Keluarga, tetangga, hingga pamong kalurahan duduk bersantai di dalam rumah limasan dan di halaman yang tendanya masih terpasang. Puluhan kursi dan meja berwarna biru masih tersimpan di halaman rumah.
Baca juga: 16 Bulan Bekerja di Kapal Ikan di Taiwan, Pemuda Gunungkidul Meninggal
Sejak Senin (4/1/2021) begitu terdengar kabar meninggalnya Sunakip, keluarga dan tetangga setiap hari menemani pasangan Bani dan Wagiyah.
Selain memberikan dukungan moral, setiap malam mereka memanjatkan doa untuk almarhum. Ada puluhan orang yang setiap malam mendoakan anak kedua pasangan Bani dan Wagiyah ini.
"Setiap malam rumah ini penuh untuk amalan (mengaji)," kata Bani di rumahnya Kamis (7/1/2021).
Dia mengaku sudah ikhlas kematian Sunakip dan yang terpenting jenasahnya bisa dikebumikan di kampungnya.
Sambil menatap ke langit rumahnya, Bani bercerita jika anaknya merupakan lulusan SMK N 1 Tanjungsari yang merupakan SMK pelayaran.
Sejak kecil, memang Sunakip ingin bekerja di luar negeri termasuk pelayaran.
Pada tahun 2019, Sunakip mendaftarkan diri berangkat ke Taiwan bersama dua orang teman dan juga masih kerabatnya. Keduanya adalah Udiantoro dan Edi Susanto.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan