Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPR Minta Belajar Tatap Muka Diberlakukan di Daerah Tertentu

Kompas.com - 07/01/2021, 14:15 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah untuk segera memberlakukan kembali belajar tatap muka untuk daerah-daerah tertentu.

Sebab, belajar dari rumah atau online itu sangat tidak efektif dan membuat siswa menjadi tidak terkontrol.

Permintaan itu disampaikan Dedi karena ia prihatin banyak menemui siswa dengan perilaku yang tak terkontrol akibat kurang pengawasan, baik orangtua maupun guru.

Dedi mengaku baru-baru ini ia menemukan empat remaja berboncengan satu motor dengan tidak menggunakan helm dan kendaraannya tanpa pelat nomor.

Baca juga: Kabupaten Serang Batalkan Rencana Belajar Tatap Muka 19 Januari

 

Saat itu, Dedi hendak pergi ke Jakarta dengan melewati perkebunan PTPN VIII Subang.

Dedi kemudian mencegat keempat siswa yang salah satunya adalah perempuan itu. Tiga laki-laki adalah siswa SD kelas dan SMP, sementara yang perempuan siswa kelas II SMP.

"Ketika saya tanya, mereka akan menengok teman perempuan yang mengalami 'kecelakaan', yakni hamil tanpa diketahui siapa ayahnya. Padahal perempuan itu masih bersekolah SMP," kata Dedi kepada Kompas.com via sambungan telepon, Kamis (7/1/2021).

Setelah mendengar pengakuan mereka, Dedi mengaku kaget dan miris. Menurutnya, kejadian seperti itu kemungkinan banyak.

Hal itu akibat siswa kurang mendapat perhatian orangtua karena sibuk bekerja, sementara di mereka merasa jenuh tinggal di rumah terus.

"Saya tanya ke mereka kenapa kamu begini. Jawabannya, satu ibu kerja, bapak ke sawah. Dia jenuh karena belajar tatap muka tak ada. Belajar daring cukup sebentar. Ya, dampaknya seperti ini. Soal fenomena anak seperti ini terlalu banyak sampel," kata Dedi.

Dedi akhirnya menyuruh keempat remaja itu untuk membatalkan menengok temannya yang hamil dan melahirkan itu. Keempatnya diminta pulang.

Dedi juga membelikan mereka baju, sepatu dan tas dengan perjanjian tak boleh mengulangi lagi keluyuran tanpa alasan yang jelas. Apalagi usia mereka masih belia.

Mantan bupati Purwakarta itu mengatakan bahwa fenomena ini terjadi massif. Maka, sekolah diharapkan harus segera memberlakukan belajar tatap muka untuk daerah tertentu, yakni daerah yang ditemukan banyak anak broken home dan nakal serta kawasan nol Covid-19. Proses pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: Sebelum Sekolah Tatap Muka, Siswa dari Luar Padang Panjang Wajib Bawa Hasil Rapid Test

 

Sebab, jika mereka dibiarkan seperti itu, maka dikhawatirkan perilakunya kian tidak terkontrol.

"Kalau dibiarkan, ya itu tadi, kayak di Jepang, angka kehamilan meningkat. Indonesia juga bisa seperti itu," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com