Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Waginem Tinggal Sebatang Kara di Rumah Penuh Sampah, Bercampur Uang, Jadi Sarang Tikus

Kompas.com - 07/01/2021, 07:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah rumah berukuran sekitar 3x4 m yang dipenuhi sampah, di RT 07 Nunukan Barat kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, menjadi tempat tinggal bagi Waginem (71).

Nenek Ginem, begitu masyarakat sekitar menyebutnya. Wanita lanjut usia (lansia) dengan rambut gimbal dan kuku serba panjang tersebut tidak pernah bisa diam di rumah.

Dia selalu pergi jalan jalan untuk melihat suasana sekitar dan mencari makan, Nenek Ginem terkenal berwatak keras dan sedikit temperamen.

Masyarakat sekitar sudah sangat maklum dengan watak kerasnya, karena kondisi Nenek Ginem yang tinggal sebatang kara, dan jarang bergaul dengan masyarakat.

‘’Dia memang suka marah kalau barangnya ada yang sentuh, bahkan kalau masyarakat sekitar bantu membersihkan rumah, dia marah marah, sampahnya dia kembalikan lagi ke rumahnya,’’ujar Ketua RT 07 Nunukan Barat, Sugeng menuturkan keseharian nenek Ginem, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Kisah Sukses Office Boy Ekspor Keranjang Gedebok Pisang hingga ke Amerika, Berdayakan Ratusan Ibu

Di balik sifat temperamen wanita kelahiran Surabaya 1949 ini, kata Sugeng, banyak kisah duka yang sedikit banyak membuat si nenek lebih tertutup dan terus marah marah.

Ginem juga sama sekali tidak memiliki keluarga yang mengakuinya. Alasan inilah yang membuatnya memilih tinggal sebatang kara tanpa sanak kadang di Nunukan.

‘’Rumah peninggalan almarhum suaminya terbakar pada sekitar 2015 lalu, sejak itu ia menempati rumah bantuan pemerintah Kalimantan Timur, rumah dengan kategori SSS (Sangat Sederhana Sekali).’’lanjut Sugeng.

Tidur dan makan di atas tumpukan sampah

Dengan usia yang terbilang sepuh, Nenek Ginem sebenarnya masih sangat aktif. Ia jarang berdiam diri di rumah dan memilih menghabiskan harinya dengan berjalan- jalan tanpa tujuan pasti.

Ia akan kembali dengan membawa makanan atau terkadang mengantongi sedikit uang pemberian masyarakat.

Sayangnya, begitu tiba di rumah, tidak jarang makanan tersebut ia buang begitu saja di dalam rumah, begitu juga dengan uang yang ia dapat.

‘’Jadi memang di dalam rumahnya itu sampah menggunung, bagaimana juga kalau dia marah marah waktu masyarakat kasih bantu bersihkan? Jadi di situ dia tidur, makan juga di situ, di atas sampah,’’tutur Sugeng.

Sampah plastik, kertas dan daun bungkus makanan, semua berserakan, tikus, curut, kecoa dan cacing sangat banyak di rumah Waginem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com