KOMPAS.com - Kepergian Chacha Sherly, eks personel Trio Macan karena kecelakaan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga.
Sebelum mengalami kecelakaan, pemilik nama asli Yuselly AS tersebut pulang ke Sidoarjo dan mengajak dua adik kembarnya jalan-jalan.
Senin, Chacha kembali ke Jakarta dan mengalami kecelakaan di Tol Solo-Semarang.
Sementara itu di Makassar, dua orang terduga teroris berinisial MR dan SA tewas tertembak di Perumahan Villa Mutiara Biru.
Petugas terpaksa menembak mereka berdua karena melawan dengan menggunakan paran serta senapan angin PCP.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dam berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.
Pemilik nama asli Yuselly AS ini memiliki adik kembar, Bimmas Afi Amirillah dan Dimmas Afi Amirillah yang berusia 25 tahun, serta adik lainnya, Cantika Radhirma Firdausi yang masih duduk di kelas 2 SD.
Bimmas sama sekali tidak mengira kakaknya begitu cepat meninggalkan keluarga. Karena beberapa hari lalu, ia menghabiskan waktu bersama Chacha saat sang kakak pulang ke Sidoarjo.
"Saya diajak mampir ke tempat penjualan vapor, dibelikan satu sambil dipesan agar tidak merokok lagi. Saya diminta agar selalu menjaga kesehatan supaya bisa terus menjaga ayah dan mama," ujar Bimmas.
Baca juga: Pesan Terakhir Chacha Sherly Sebelum Meninggal kepada Adik: Jaga Ayah dan Mama
Pesan itu yang benar-benar diingat Bimmas karena itu pesan terakhir Chacha sebelum kembali ke Jakarta, Senin.
Senin sore, Bimmas diberitahu mamanya bahwa kakaknya mengalami kecelakaan di Tol Solo- Semarang.
Kedua orangtuanya langsung ke Semarang, melihat Chacha yang menjalani perawatan di rumah sakit Ungaran, Semarang.
"Saya nunggu kabar selanjutnya sampai malam dan sampai pagi tidak ada kabar lagi. Kemudian siang tadi dikabari mama, mbak sudah enggak ada," ujar pemuda ini sambil menahan kesedihan.
Baca juga: Selamat Jalan, Chacha Sherly...
Setelah resmi menjabat Kapolda Banten, mantan Kepala Divisi Hukum Polri itu akan fokus pada peningkatan disiplin protokol kesehatan Covid-19 di kalangan masyarakat.
"Tentu meningkatkan protokol kesehatan di masyarakat karena operasi Aman Nusa dilanjutkan di tahun 2021. Operasi ini dalam rangka peningkatan disiplin serta percepatan penyembuhan," kata Kepala Bidang Humas Polda Banten Kombes Edy Sumardi kepada Kompas.com, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, Rudy juga akan fokus pada pengamanan penyimpanan, pendistribusian, hingga pelaksanaan vaksin Covid-19 buatan Sinovac di wilayah hukumnya.
"Pengamanan pendistribusian vaksin Covid-19 yang akan dilaksanakan pertengahan bulan ini oleh Pemerintah Provinsi Banten," ujar Edy.
Baca juga: Irjen Rudi Heriyanto Resmi Jabat Kapolda Banten, Ini yang Akan Jadi Fokus
MR dan SA juga terlibat pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di gereja Katedral di Jolo, Filipina, pada bulan Agustus 2020 lalu.
Selain itu, keduanya bersama beberapa warga lainnya rutin melakukan latihan tembak dan naik gunung sejak bulan Oktober 2020.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Merdisyam mengatakan penangkapan mereka sudah melalui pendalaman Densus 88.
"Tentunya (penangkapan) sudah melalui pendalaman oleh pihak Densus. Dan sudah diambil langkah untuk penindakan. Mereka tinggal disitu. Satu rumah," ujar Merdisyam.
Baca juga: 2 Terduga Teroris JAD Tewas Tertembak di Makassar, Begini Kronologinya
Berdasarkan rekonstruksi terungkap bahwa keenam tersangka berperan menghabisi nyawa korban mulai dari menangkap, mengikat lalu memukul korban menggunakan talenan.
Kepala Satreskrim Polres Simalungun AKP Rachmat Aribowo mengatakan pemilik rumah, HN memukul wajah korban, mengikat korban dengan tali hingga memukul kepala korban dengan menggunakan talenan.
Baca juga: Fakta Pemilik Rumah dan Satpam Jadi Tersangka Setelah Aniaya Pencuri hingga Tewas
Selanjutnya, anak HN berinisial AR (16) memukul korban secara berulang-ulang dengan tangan dan menginjak tubuh korban.
AR mengambil tali pinggang untuk mengikat kaki korban dengan dibantu saudaranya berinisial IM (15).
Menurut rekonstruksi, IM ikut menendang wajah korban, dada dan menginjak punggung korban.
Sementara itu, peran HS selaku satpam mengikat korban dibantu rekannya SA. Mereka menekan pinggang dengan lutut, juga mengunci tangan korban ke belakang punggung.
Namun, tersangka HN mengambil talenan, lalu dipukulkan ke bagian kepala korban.
Baca juga: Detik-detik Pencuri Tewas Setelah Diikat hingga Dipukul Pakai Talenan
Dua pria tersebut adalah Arifuddin dan Suardi yang sedang menongkrong.
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Sulsel Kompol Suprianto mengatakan tidak terima diteriaki, perempuan itu mengadu ke suaminya.
"Saat itu Kades emosi lalu memerintahkan satu orang untuk mengecek. Namun lama tidak kembali, akhirnya kades menyusul membawa puluhan orang menggunakan mobil ke lokasi," kata Suprianto, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (6/1/2020).
Sempat terjad adu mulut dan suasana mulai memanas. Salah satu orang yang ikut, Nure, bahkan sampai membacok Suardi di punggung.
Sedangkan Arifuddin dipukul hingga lebam di bahu, badan, kepala dan leher. Akibat penganiayaan itu, Suardi harus menjalani perawatan di RSUD Bulukumba.
Baca juga: Tak Terima Istrinya Diteriaki, Kades di Bulukumba Ajak Massa Keroyok dan Bacok Warga
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rasyid Ridho, Himawan, Teguh Pribadi, Nurwahidah | Editor : David Oliver Purba, Abba Gabrillin, Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.