Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gadis 16 Tahun Ajak Pacarnya Nikah gara-gara Takut Dimarahi ibu karena Menginap di Rumah Teman

Kompas.com - 06/01/2021, 19:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gadis 16 tahun, AN warga Desa Rembitan, Lombok, Nusa Tenggara Barat mengajak kekasihnya MI (16) menikah denga maskawin uang Rp 1 juta dan emas seberat 15 gram.

AN mengaku ia menikah karena takut kepada ibunya karena ia sempat menginap di rumah temannya.

"Saya nikah sebelum tahun baru itu, saya takut pulang ke rumah, ibu saya marah gara-gara saya nginap di rumah teman saya," kata AN, Rabu (6/1/2021).

Baca juga: Viral, Video Pernikahan Pelajar SMP di Lombok Tengah

"Saya yang ajak dia nikah, dia mau, terus dibawa ke sini," kata AN saat ditemui di rumah suaminya.

AN adalah siswi kelas III madrasah tsanawiyah (Mts) setara dengan SMP. Sementara suaminya MI adalah siswa kelas 1 SMK di Lombok Tengah yang putus sekolah.

AN mengau masih ingin melanjutkan sekolah. Namun karena sudah terlanjur menikah, AN enggan untuk melanjutkan pendidikannya.

Baca juga: Din Syamsuddin Menikah dengan Cucu Pendiri Pondok Gontor di Ponorogo, Prosesi Digelar Tertutup

Pernikahan AN dan MI digelar pada Selasa (6/1/2020). Video pernikahan mereka sempa viral di media sosial.

Di video berdurasi 8 menit, terlihat MI dan An mengenakan busana berwarna putih. MI yang menggunakan kopiah putih terekam mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu dan disaksikan oleh warga setempat.

Kaget mengetahui cucunya menikah

MI selama ini tinggal bersama ibu tiri dan kakek dari ayahnya yang berinisial T. Sedangkan ayah MI yang berinsial R sudah 4 tahun merantau ke Malaysia menjadi TKI.

Kepada Kompas.com, T mengaku kaget saat tahu cucunya menikah. Namun ia tak berdaya untuk menolak karena cucunya sudah membawa AN ke rumahnya untuk menikah.

"Saya tidak tahu apa-apa, tiba-tiba datang bawa perempuan mau nikah, ya apa mau bilang, jadinya nikah," kata T.

Baca juga: Kasus Pernikahan Anak Tinggi Akibat Pandemi Covid-19

T mengakui jika cucunya masih anak-anak. Sejak putus sekolah, sehari-hari MI bekerja serabutan menjadi buruh disawah atau buruh bangunan.

"Iya, masih anak-anak, kalau zaman saya dulu, umur 30 itu baru bisa dikasih menikah," kata T.

Sementara MI tidak bisa di wawancarai, lantaran saat itu sedang berada di luar rumah.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idham Khalid | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com