SURABAYA, KOMPAS.com - Aksi blusukan yang dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini di Jakarta usai dilantik Presiden Joko Widodo pada Desember lalu, menjadi sorotan publik.
Di hari pertamanya bekerja, pada 28 Desember 2020, Risma mendatangi kolong jembatan yang ditinggali oleh pemulung di belakang kantornya, di Jakarta Pusat.
Risma sempat berdialog dengan pemulung tersebut dan menawarinya tempat tinggal.
Terkini, mantan Wali Kota Surabaya tersebut menyambangi kawasan Jalan Sudirman-Thamrin pada Senin (4/1/2021) lalu dan menemukan sejumlah gelandangan.
Aksi Risma lantas menuai beragam komentar, termasuk kritikan pedas.
Saat masih menjabat Wali Kota Surabaya, Risma tercatat cukup sering blusukan, baik saat meninjau proyek pembangunan, menemui warga yang berduka, membersihkan pantai kenjeran, mengatur lalu lintas, hingga memarahi demonstran.
Kompas.com merangkum beberapa momen saat Risma blusukan di Surabaya:
Tri Rismaharini bersama sekitar 10.500 orang yang terdiri dari pelajar SD, SMP, SMA, BUMD, BUMN, TNI, Polri, serta jajaran Pemerintah Kota Surabaya menggelar kerja bakti massal di pesisir utara Surabaya, Jumat (1/3/2019).
Aksi bersih-bersih sampah di Pantai Kenjeran ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2019, yang diperingati pada Minggu (24/2/2019).
Meski kondisi kakinya belum sembuh akibat terkilir, Risma tetap blusukan dan memimpin aksi bersih-bersih di kaki Jembatan Suramadu sisi Surabaya.
Ia juga memimpin penataan batu-batu di bibir pantai.
Baca juga: Risma Pimpin Aksi Bersih-bersih di Pantai Kenjeran, Terkumpul Sampah 14 Ton
"Lokasi ini memang sengaja dipilih untuk aksi bersih-bersih, karena sebentar lagi kawasan ini akan menjadi destinasi wisata baru di Kota Surabaya," ucap Risma.
Risma juga sempat berkomunikasi dengan para nelayan yang menghampirinya.
Ia meminta kepada para nelayan itu untuk sama-sama menjaga kawasan pantai, karena sebentar lagi akan dijadikan destinasi wisata baru.
"Ayo sama-sama menjaga kawasan pantai ini, jangan dibikin kumuh lagi, karena kalau kumuh tidak akan ada wisatawan yang mampir ke sini," kata Risma, sambil duduk di kursi rodanya.
Pasca Pemilu 2019 lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengungkap jumlah petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia pada Pemilu 2019 lalu.
Tercatat, total ada 894 petugas yang meninggal dunia dan 5.175 petugas mengalami sakit.
Di Surabaya, terdapat 11 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena kelelahan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.