Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nabire Jadi Jalur Penyelundupan Senjata KKB, Ini Penjelasan Kapolres

Kompas.com - 06/01/2021, 13:06 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut, saat ini Kabupaten Nabire menjadi jalur utama penyelundupan senjata api ilegal ke wilayah pegunungan Papua.

Senjata api ilegal itu disebut akan diserahkan kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kapolres Nabire AKBP Kariawan Barus mengaku, belum mengetahui pasti alasan mengapa Nabire saat ini menjadi jalur utama penyelundupan senjata api ilegal di Papua.

Ia menilai, keberadaan Nabire sebagai daerah transit bagi lima kabupaten yang ada di sekitarnya, yaitu Paniai, Deiyai, Dogiyai, Intan Jaya dan Mimika.

Baca juga: Kepala Desa dan 2 Warganya Tenggelam Saat Memancing Ikan di Laut

"Kenapa dipilih Nabire mungkin karena daerah sini adalah daerah transit untuk lima kabupaten di atas," ujar Kariawan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (6/1/2021).

Menurut dia, banyak kabupaten di wilayah adat Mepago, sangat bergantung kepada Nabire karena distribusi logistik seluruhnya berasal dari daerah tersebut.

Selain itu, pintu masuk ke Nabire yang bisa diakses melalui jalur udara, laut dan darat dari Manokwari, Papua Barat, dianggapnya juga mempermudah masuknya senjata api ilegal ke Nabire.

"Memang ini menjadi kepedulian kami karena logistik termasuk bahan pokok ke atas juga banyak dari sini. Akses ke Nabire juga bisa diakses melalui jalur darat, laut dan udara. Nah, ini yang harus kami perketat ke depan," kata Kariawan.

Pengungkapan kasus penjualan senjata api dari Filipina ke Papua dan terungkap di Nabire pada 6 November 2020, dipastikan untuk memperkuat keberadaan KKB di Intan Jaya.

Hal ini dikarenakan polisi telah memeriksa riwayat perjalan YZ atau Jhon sebagai pembeli senjata api.

"Kalau yang kita lihat dari pembeli itu ya (untuk) ke Intan Jaya," ujar Kariawan.

YZ sendiri kini terus dikejar oleh polisi dan telah dimasukan ke dalam daftar pencarian orang (DPO) atas kasus jual beli senjata api ilegal.

Hubungan YZ dengan KKB di Intan Jaya pun hingga kini belum dapat dipastikan karena belum cukup informasi mengenai dirinya.

Hanya saya, Kariawan memastikan YZ sering melakukan perjalanan dengan tute Nabire-Intan Jaya.

"YZ masih DPO kami jadi belum bisa kami pastikan itu. Dia terus berhubungan ke (wilayah) atas (Intan Jaya) terus," kata dia.

Dari pengungkapan kasus tersebut diketahui bila telah terjadi transaksi jual beli senjata di Sanger, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara antara RB dan YZ.

Kemudian MS dan SS berperan sebagai kurir yang membawa 12 pucuk senjata api di dalam dua karton.

Sehari sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebut, Nabire kini dipilih oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab menjadi lokasi untuk menyelundupkan senjata api ke wilayah pegunungan Papua.

“Pertanyaannya kenapa sudah kami ungkap tapi masih ada terus penjualan, bahkan jalur yang paling sering digunakan adalah melalui Nabire,” kata dia.

Sejak awal 2020, aparat keamanan berhasil menggagalkan transaksi jual beli senjata api ilegal dan amunisinya di Nabire.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com