Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Ukuran Tahu dan Tempe Diperkecil

Kompas.com - 06/01/2021, 08:50 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sejumlah perajin tahu dan tempe di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terpaksa memperkecil ukuran hasil produksi pasca melonjaknya harga kacang kedelai impor di pasaran.

Di Kabupaten Cianjur, kacang kedelai dijual di kisaran Rp 9.000 per kilogram, dari harga normal sebesar Rp 7.000.

Seorang perajin tempe asal Ciranjang, Cianjur, Dahlan (55) menuturkan, kenaikan harga kedelai saat ini cukup berdampak terhadap kegiatan usahanya.

Baca juga: Detik-detik Pencuri Tewas Setelah Diikat hingga Dipukul Pakai Talenan

Ia dan sejumlah perajin lain bahkan sempat mogok produksi untuk memprotes kenaikan harga bahan baku tersebut.

“Cukup berdampak saat kedelai harganya naik. Biaya produksi dengan harga jual tidak seimbang. Kalau tidak disiasati bisa terus merugi, apalagi daya beli masyarakat sekarang sedang turun,” kata Dahlan saat ditemui, Selasa (5/1/2021).

Untuk menutupi beban biaya produksi yang melonjak, ia memperkecil ukuran tempe dari yang biasa isinya 10 ons menjadi 8 ons dengan harga jual tetap.

“Dalam kondisi saat ini tidak mungkin kalau harus menaikan harganya. Jadi, ukurannya saja yang dikurangi,” ujar Dahlan.

Baca juga: Pendarahan Usai Melahirkan, Seorang Ibu Meninggal Saat Terjebak Macet di Jalan Rusak

Langkah serupa juga ditempuh perajin tahu Adi Suardi (43). Ia terpaksa mengurangi bentuk dan ukuran tahu yang diproduksi ketimbang harus menaikan harga.

“Ini dilakukan untuk menutupi biaya produksi yang naik dan buat bayar pekerja,” ucap dia.

Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Kabupaten Cianjur Hugo Siswaya menyebutkan, kedelai impor saat ini dijual Rp 9.250 per kilogram.

Kendati begitu, untuk persediaan kacang kedelai di Cianjur disebutkan masih aman.

“Kalau stok tidak ada masalah, Namun, persoalannya saat ini harga yang melambung dan sudah tidak bisa terjangkau oleh perajin kategori usaha mikro yang produksinya 1 kuintal ke bawah,” tutur Hugo.

Hugo mengatakan, perajin tahu dan tempe di Cianjur selama ini sangat tergantung terhadap kedelai impor, mengingat ketersedian kedelai lokal sulit diperoleh.

“Untuk menyiasatinya mereka menempuh dua cara, mengurangi ukurannya dengan harga tetap, atau tetap dengan ukuran semula namun harganya dinaikan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com