KOMPAS.com - Kemacetan parah akibat jalan rusak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, menelan korban jiwa.
Bukan karena kecelakaan, korban adalah seorang ibu yang mengalami pendarahan setelah melahirkan dan tidak bisa segera mendapatkan pertolongan medis.
Ibu bernama Zumarni itu meninggal dunia dalam perjalanan saat dibawa ke rumah sakit, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Pendarahan Usai Melahirkan, Seorang Ibu Meninggal Saat Terjebak Macet di Jalan Rusak
Pendarahan terjadi usai dirinya melahirkan.
Karena terjebak macet di jalanan rusak selama berjam-jam, Zumarni tidak bisa segera sampai ke rumah sakit.
Di tengah kemacetan, Zumarni mengembuskan napas terakhirnya.
Kemacetan akibat jalan rusak itu memang telah menjadi sorotan banyak pihak, salah satunya tokoh masyarakat setempat, Junaidi Habe.
"Sudah bertahun-tahun jalan sepanjang 2 kilometer tidak mendapat perhatian pemerintah," kata Junaidi kepada Kompas.com, Rabu (6/1/2021).
Kemacetan bisa terjadi sampai sepanjang 7 kilometer.
Akibatnya, kemacetan baru bisa terurai setelah berjam-jam, bahkan bisa sampai sehari semalam.
Dia khawatir akan muncul korban-korban baru setelah Zumarni.
Menurutnya, pemerintah kabupaten dan DPRD Tanjab Timur harus mendesak Pemerintah Provinsi Jambi turun tangan.
"Pemda dan dewan dapil Tanjab Timur harus mendesak agar jalan itu diperbaiki, agar tidak jatuh lagi korban," kata Junaidi.
Baca juga: Fakta Rencana Kepulangan Abu Bakar Baasyir, Dikawal Densus hingga Ancaman Bubarkan Penyambutan
Jalan di atas lahan gambut itu cepat rusak karena dilintasi truk yang melebihi tonase.
Selain itu, cuaca yang sering hujan belakangan ini memperparah kondisi jalan.
Tak hanya merugikan pengguna jalan, warga sekitar jalan rusak pun menjadi korban.
Warga setempat juga menjadi terisolasi akibat kemacetan yang berlangsung terus menerus.
Wakil Bupati Tanjab Timur Robby Nahliyansyah turut berduka dengan adanya korban jiwa akibat kondisi jalan rusak.
Namun dirinya mengaku tidak bisa berbuat banyak karena jalan penghubungan beberapa desa di Siau adalah kewenangan pemerintah provinsi.
Dia mengaku telah intens berkomunikasi dengan pemerintah provinsi, namun pembangunan belum bisa terlaksana.
Selain itu, dia juga telah meminta pelaku usaha perkebunan sawit agar mengurangi muatan.
"Solusinya itu harus rigit beton, baru aman, sehingga kejadian yang sama tidak terulang lagi," kata Robby.
Baca juga: Sosok MDF, Pelaku Parodi Indonesia Raya, Masih SMP dan Jarang Bergaul dengan Teman Sebaya
Robby juga meminta untuk sementara pemprov menyiagakan alat berat di sekitar jalan rusak.
Sehingga ketika ada kendaraan terjebak jalan berlubang, alat berat bisa membantu menarik kendaraan ataupun menimbun lubang jalan.
Hingga kini pihaknya sudah memetakan jalan rusak, yakni jalan menuju Sabak Timur dan Nipah Panjang.
Ada empat titik rawan macet, yakni sebelum Jembatan Kota Raja, Siau, Lambur 2 dan Teluk Serdang.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Jambi, Suwandi | Editor : Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.