Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.037 Nakes di NTB Terpapar Corona, Relawan Lapor Covid-19: Kita Gagal Melindungi Mereka

Kompas.com - 06/01/2021, 06:46 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Sebanyak 1.037 tenaga kesehatan (nakes) di Nusa Tenggara Barat (NTB) terpapar Covid-19 sepanjang tahun 2020.

Dari jumlah itu, lima orang nakes dilaporkan meninggal dunia. Mereka terdiri dari dokter, perawat, tenaga farmasi, dan bidan yang dalam kondisi hamil.

"Ini adalah akumulasi dari setahun Covid-19 di NTB, angkanya 1.037 kasus, 118 nakes kita masih dalam perawatan. Sebagian besar mereka terpapar saat bertugas melayani pasien," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB, Nurhandini Eka Dewi saat ditemui di kantornya, Selasa (5/1/2021).

Baca juga: Chacha Sherly Meninggal akibat Kecelakaan Usai Bertemu Orangtua untuk Melepas Rindu

Eka mengatakan, lima nakes yang meninggal dunia berasal dari Bima dan Kota Mataram masing-masing dua orang, dan satu orang asal Lombok Tengah.

Salah satu nakes yang meninggal adalah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bima berinisial SF (58).

Baca juga: Keluarga Chacha Sherly: Kami Sangat Syok

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19 NTB, SF meninggal pada Jumat (30/10/2020) dan sempat menjalani perawatan di RSUD Kota Bima.

SF awalnya mengalami sesak napas dan demam tinggi disertai batuk. Setelah menjalani rapid tes hasilnya reaktif dan SF akhirnya menjalani swab dan dinyatakan positif Covid-19.

Namun, tiga hari dirawat di ruang isolasi, SF meninggal dunia.

Sebelumnya rekan SF,  RF yang juga pegawai Dinas Kesehatan Bima juga meninggal dunia karena Covid-19 pada (21/10/2020).

Eka mengatakan upaya tracing langsung dilakukan pada mereka yang berkontak erat, termasuk melakukan tracing terhadap pegawai Dinas Kesehatan Bima.

"Kita tiidak mau ya mengambil risiko. Mereka yang terkontak erat harus ditracing, 10-20 orang sebagai upaya antisipasi," kata Eka.

Perawat dan bidan terpapar Covid-19

Eka mengatakan, dari 1.037 orang nakes yang terpapar Covid-19, 500 orang adalah perawat, 135 bidan, ahli gizi 50 orang, tenaga farmasi 45 orang, analis kesehatan yang bertugas di labolatorium 38 orang, administrasi  di puskesmas dan rumah sakit 36 orang, sanitarian 12 orang, dan sisanya sopir ambulans serta tenaga pendukung lainnya.

"Jika dilihat dari profesi seputaran bidang kesehatan, ada 30 profesi dan pekerjaan di bidang kesehatan yang terkena Covid ini," katanya.

Eka mengklaim banyaknya nakes yang terpapar Covid-19 tidak sampai mengganggu pelayanan di rumah sakit ataupun puskesmas dan layanan kesehatan lainnya.

Ini karena para nakes tersebut tidak terpapar secara bersamaan. Mereka tersebar di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.

Meskipun pada bulan Juli 2020 adalah puncak kasus Covid-19 di NTB, petugas masih bisa melayani seluruh pasien dengan baik.

Jika nakes yang terpapar jumlahnya banyak di sebuah tempat, maka akan dilakukan tracing dan tempat itu ditutup selama 14 hari, termasuk dilakukan penyemprotan disinfektan  secara menyeluruh.

Jika jumlah yang terpapar sedikit, maka yang ditutup hanya lokasi atau ruangan tempat mereka terpapar saja.

Relawan Lapor Covid-19 prihatin

Banyaknya nakes yang terpapar Covid-19 membuat relawan relawan Lapor Covid-19 prihatin.

Lenny Ekawati, salah seorang anggota relawan Lapor Covid-19 mengatakan, yang terjadi pada nakes di NTB harus menjadi perhatian serius.

Dia menyebut 1.037 kasus nakes terpapar Covid-19 mendekati 20 persen dari angka positif Covid di NTB yang mencapai angka 5.903 kasus.

"Angka itu cukup tinggi, hampir 20 persen dari kasus positif Covid-19 di NTB adalah nakes. Itu harusnya sudah menjadi alarm nyaring untuk NTB," katanya.

Leny mengatakan, terpaparnya nakes menunjukkan dua hal penting.

Pertama, sebaran wabah masih berlangsung terus dan semakin dalam, terutama jika para nakes yang meninggal dunia itu tugasnya di layanan primer seperti puskesmas.

"Kedua, kita gagal melindungi para nakes, entah dari sisi kurangnya alat pelindung diri (APD) sampai kesulitan mendapatkan pemeriksaan usap ketika mereka membutuhkan," katanya

Akibatnya bagi masyarakat, jika banyak nakes yang terinfeksi, pelayanan kesehatan bisa terganggu.

Tanpa nakes yang mencukupi, pelayanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan nyaman tidak akan pernah ada.

"Kami ingin sekedar mengingatkan kita semua, mari bersama sama melindungi para nakes dengan konsisten memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menjaga kebersihan diri," kata Leny.

Sejauh ini Satgas Covid 19 NTB melakukan upaya memutus rantai penyebaran dengan memberikan kesempatan bagi warga yang terpapar corona melakukan isolasi mandiri.

Tentu saja dilihat kondisinya masih tergolong orang tanpa gejala (OTG).

Sebanyak 31 rumah sakit rujukan untuk Covid-19 di NTB  masih memadai, dengan 600 unit tempat tidur atau ruang perawatan.

Awal tahun ini ruangan yang penuh adalah ICCU karena banyak pasien komorbid.

"Sementara ini ruang pelayanan yang penuh adalah di Bima, Sumbawa, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Ini karena giat dilakukan upaya tracing, tidak terjadi di kabupaten lain sementara ini," kata Eka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com