Ini karena para nakes tersebut tidak terpapar secara bersamaan. Mereka tersebar di sejumlah rumah sakit dan puskesmas.
Meskipun pada bulan Juli 2020 adalah puncak kasus Covid-19 di NTB, petugas masih bisa melayani seluruh pasien dengan baik.
Jika nakes yang terpapar jumlahnya banyak di sebuah tempat, maka akan dilakukan tracing dan tempat itu ditutup selama 14 hari, termasuk dilakukan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh.
Jika jumlah yang terpapar sedikit, maka yang ditutup hanya lokasi atau ruangan tempat mereka terpapar saja.
Relawan Lapor Covid-19 prihatin
Banyaknya nakes yang terpapar Covid-19 membuat relawan relawan Lapor Covid-19 prihatin.
Lenny Ekawati, salah seorang anggota relawan Lapor Covid-19 mengatakan, yang terjadi pada nakes di NTB harus menjadi perhatian serius.
Dia menyebut 1.037 kasus nakes terpapar Covid-19 mendekati 20 persen dari angka positif Covid di NTB yang mencapai angka 5.903 kasus.
"Angka itu cukup tinggi, hampir 20 persen dari kasus positif Covid-19 di NTB adalah nakes. Itu harusnya sudah menjadi alarm nyaring untuk NTB," katanya.
Leny mengatakan, terpaparnya nakes menunjukkan dua hal penting.
Pertama, sebaran wabah masih berlangsung terus dan semakin dalam, terutama jika para nakes yang meninggal dunia itu tugasnya di layanan primer seperti puskesmas.
"Kedua, kita gagal melindungi para nakes, entah dari sisi kurangnya alat pelindung diri (APD) sampai kesulitan mendapatkan pemeriksaan usap ketika mereka membutuhkan," katanya
Akibatnya bagi masyarakat, jika banyak nakes yang terinfeksi, pelayanan kesehatan bisa terganggu.
Tanpa nakes yang mencukupi, pelayanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan nyaman tidak akan pernah ada.
"Kami ingin sekedar mengingatkan kita semua, mari bersama sama melindungi para nakes dengan konsisten memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan menjaga kebersihan diri," kata Leny.