Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda Papua Ungkap Jaringan Penjualan Senjata dari Filipina, Pelaku Sempat Kabur Saat Ditangkap

Kompas.com - 05/01/2021, 17:20 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.comPolda Papua mengungkap jaringan penjualan senjata api dari Filipina. Kasus penjualan senjata itu terungkap setelah polisi menangkap sejumlah pelaku di Kabupaten Nabire.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menjelaskan, pengungkapan jaringan penjualan senjata api itu dilakukan pada 6 November 2020.

Saat itu, tim reserse Polres Nabire mendapat informasi tentang seseorang yang membawa senjata api baru tiba di Nabire.

“Bertempat di Kampung Sanoba Bawah, Distrik Nabire, anggota Polri mendapat informasi sehubungan dengan diduga ada seseorang membawa, menguasai, memiliki, menyimpan senjata api dan amunisi,” ujarnya di Jayapura, Selasa (5/1/2021).

Mendapat informasi tersebut, personel Polres Nabire langsung turun ke lokasi untuk memastikan kabar tersebut.

Setelah itu, polisi mencoba menangkap pelaku berinisial MS. Tetapi, MS kabur. Polisi menyita barang bukti senjata api.

Baca juga: Usai Libur Panjang Akhir Tahun, Satgas Covid-19 Surabaya Temukan Klaster Perkantoran

Polisi pun mendekati keluarga plaku, tokoh masyarakat, dan kerukunan keluarga besar Biak Utara yang ada di Nabire, untuk meminta pelaku menyerahkan diri.

"Baru pada 13 November 2020 pihak keluarga didampingi pihak kerukunan Biak Utara menyerahkan tersangka MS kepada penyidik Satuan Reskrim Polres Nabire Untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut,” kata Paulus.

Dalam penangkapan itu, polisi menyita satu pucuk senjata api jenis revolver, sebuah pistol model colt automatic, satu pistol gold cup national match, dan satu pucuk senjata api jenis scorpion.

Polisi juga menyita berbagai macam amunisi dan magasin senjata yang dibawa tersangka.

Menurut Paulus, penangkapan Paulus mengungkap jaringan penjualan senjata antarnegara karena barang bukti yang diamankan dari Filipina.

 

Ia menambahkan, transaksi jual beli senjata itu dilakukan di Sanger, Sulawesi Utara.

“Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa awal Juni 2020, MS dihubungi YZ alias Jhon untuk mencari senjata api, lalu MS menghubungi SS untuk mencari senjata api dan mengatakan senjata api ada di RB yang tinggal di Kabupaten Sanger,” kata Paulus.

Setelah transaksi jual beli antara YZ dan RB terjadi di Sanger, Sulawesi Utara, pada Juni 2020, MS dan SS bertugas sebagai kurir untuk membawa senjata itu ke Nabire.

Baca juga: Program Belajar Daring Diperpanjang, Walkot Ambon: Saya Prediksi Orangtua Pasti Tidak Setuju...

Melihat kasus itu, Paulus menilai Nabire dipilih menjadi lokasi untuk menyelundupkan senjata api ke wilayah pegunungan Papua.

“Pertanyaannya kenapa sudah kita ungkap tapi masih ada terus penjualan, bahkan jalur yang paling sering digunakan adalah melalui Nabire,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com