KOMPAS.com - Balita berusia 4 tahun asal Kabupaten Manggarai, Yonana Calista Teren menderita tumor di punggug kirinya.
Namun Calista tak kunjung operasi karena orangtuanya tak memiliki banyak biaya.
Ayah dan ibu Calista adalah seorang buruh tani yang tinggal di Desa Wudi, Kecamatan Cibal.
Maria Samul bercerita putrinya lahir normal seperti bayi pada umumnya. Namun saat Yohana berusia 2 bulan, muncul benjolan kecil seukuran biji jagung di punggungnya.
Baca juga: Tak Disangka Benjolan Seukuran Biji Jagung di Punggung Calista Ternyata Tumor
Maria dan suaminya kemudian membawa Calista ke salah satu apotek di Ruteng. Saat itu dokter yang memeriksa mengatakan jika benjolan di punggung Calista tidak berbahaya.
Hanya saja dokter berpesan ke Maria agar benjolan di punggung Calista tidak diurut.
Maria kemudian kembali membawa Calista ke apotek berbeda. Penjelasan dokter pun sama. Benjolan di punggung tidak berbahaya dan diminta agar tidak diurut.
Mereka pun memilih pengobatan tradisional. Namun benjolan di punggung Calista tak kunjung mengecil.
“Kebetulan ada juga yang pernah ada benjolan begitu di badan, pakai obat tradisonal, ya, sembuh. Tetapi, usaha itu juga tidak mebuahkan hasil. Sampai saat ini, benjolan di badan Calista terus bertambah besar,” ungkap Maria kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Berkat Deteksi Mandiri, Perempuan Asal Kediri Ini Operasi Tumor di Payudara
Pada November 2020, Maria pun memutuskan membawa Calista ke RSUD Ben Mboi Ruteng. Saat itu dokter mengatakan Calista harus dibawa ke Bali atau Kupang.
“Kami ke rumah sakit, dokter bilang harus rujuk ke Bali atau Kupang. Di RSUD Ben Mboi Ruteng tidak bisa,” kata Maria.
Selain rumah sakit menyarankan agar mereka mengurus kartu BPJS untuk Calista.
“Kami punya (BPJS) sudah keluar semua, tinggal Calista yang belum. Mereka janji bulan Januari ini. Kami urus BPJS mandiri, sesuai arahan pihak rumah sakit,” tutur Maria.
Baca juga: Kenali Perbedaan Sakit Kepala Gejala Tumor Otak dan Penyakit Lainnya
Mereka masih harus menabung karena tak memiliki biaya perjalanan dan biaya hidup selama di luar kota.
“Kalau nanti BPJS Calista keluar, kami belum bisa langsung berangkat ke Kupang atau Bali. Kami masih cari dulu uang perjalanan dan biaya hidup di sana nanti. Semoga saja ke depan ada orang baik yang bisa bantu keuarga kami,” ungkap Maria.
“Saya dan suami sangat ingin Calista dioperasi, tetapi apa daya, kondisi ekonomi tidak mampu untuk membiayai. Saya dan suami hanya buruh tani. Penghasilan kami hanya cukup untuk makan dan minum setiap hari,” tambah dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Nansianus Taris | Editor : David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.