Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Naik, Perajin Tak Bisa Lagi Kurangi Ukuran Tempe hingga Terpaksa Kurangi Bonus Pegawai

Kompas.com - 04/01/2021, 21:06 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Dijelaskannya, tahun lalu dia pernah membeli kedelai dengan harga Rp 6.500/kg. Namun terus merangkak naik menjadi Rp 8.600/kg, lalu Rp 8.700/kg dan terbaru dia membeli dengan harga Rp 9.200/kg.

Harga kacang kedelai terbaru sangat memberatkan perajin tempe.

Agar tetap bisa berproduksi, Adhe pun mengurangi ukuran tempe hingga penundaan bonus bagi pekerja. Karena di pabriknya menggunakan sistem kekeluargaan, maka kenaikan harga kedelai selalu didiskusikan dengan pekerja.

Kurangi bonus pegawai

Dampak dari naiknya harga bahan baku tempe, pihaknya terpaksa mengecilkan ukuran tempe.

Sebulan yang lalu, dia membuat tempe dengan bobot 0,7 ons dan dilepas seharga Rp 700 per batang.

Berat tersebut tak mungkin lagi diturunkan hingga mengurangi ukuran juga karena pasti akan mendapat protes dari pelanggan.

Begitupun, dari sisi produksi, dari sebelumnya 16 karung goni kedelai atau setara dengan 800 kg per hari, kini dikurangi menjadi 12 karung goni atau 600 kg. Bahkan, lanjutnya, untuk produksi 11 karung saja sudah ngos-ngosan.

"Dampak lainnya adalah penghasilan. Mereka (pegawai) hanya mendapatkan (bonus) 75 persen saja. Jadi saat ini, yang dilakukan selain mengecilkan ukuran, juga pengurangan bonus mereka. Kalau gaji tak diganggu, kan (yang dikurangi) bonus. Kalau (harga kedelai) turun, bonusnya bisa dibayarkan kembali. Kita berharap perhatian pemerintah," harap Adhe.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Kulon Progo Perkecil Ukuran

Seorang pekerja sekaligus penjual tempe, Yuni Sri Wardhani mengatakan, sangat merasakan betul dampak kenaikan harga kedelai.

Biasanya ia bisa menjual 10.000 batang, namun kini hanya setengahnya saja. Tentu saja, hal itu menyebabkan penghasilannya menurun hingga 25 persen.

Sri pun berharap situasi tersebut kembali normal.

"Pengaruhnya untuk pabrik dan saya. Harapannya, jangan gini lagi lah. Harus lebih baik dari kemarin. Dicukup-cukupkanlah," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com