Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miliki Penyakit Bawaan, 4.000 Tenaga Kesehatan di Banten Tak Dapat Vaksin Covid-19, Ini Faktanya

Kompas.com - 04/01/2021, 18:06 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 4.000 tenaga kesehatan di Banten tidak mendapat vaksin Covid-19 karena memiliki penyakit bawaan.

Hal itu diketahui setelah 4.000 dari 41.000 tenaga kesehatan di Banten mengisi data dan riwayat penyakit di SISDMK Kemenkes.

Secara detail, penyakit bawaan yang ditemukan adalah diabetes, hipertensi, jantung, gagal ginjal dan sebagainya. 

Tak hanya itu, tenaga medis yang sudah terpapar Covid-19 juga tidak akan mendapatkan vaksin.

Dari jumlah tersebut, tercatat ada sekitar 36.000 tenaga kesehatan yang akan dilakukan vaksinasi.

Pelaksanaan vaksinasi sendiri rencananya akan dilakukan pada 14 Januari 2021.

Berikut faktanya yang Kompas.com rangkum:

4.000 tenaga tak dapat vaksin Covid-19

Kadinkes Banten dr Ati Pramudji Hastuti (kiri) saat berbincang dengan Wagub Banten Andika Hazrumy di Gedung FarmasiKOMPAS.com/RASYID RIDHO Kadinkes Banten dr Ati Pramudji Hastuti (kiri) saat berbincang dengan Wagub Banten Andika Hazrumy di Gedung Farmasi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten dr Ati Pramudji Hastuti mengatakan, berdasarkan data dari Sistem Informasi SDM Kesehatan ada 41.000 tenaga kesehatan di Banten.

Dari 41.000 itu, ada 4.000 tenaga kesehatan yang menderita komorbid atau penyakit bawaan.

Kata Ati, penyakit bawaan itu seperti diabetes, hipertensi, jantung, gagal ginjal, dan sebagainya diderita oleh 4.000 tenaga kesehatan di Banten.

"Sehingga, ada sekitar 36.000 sasaran tenaga kesehatan yang akan dilakukan vaksinasi," kata Ati kepada wartawan di Gudang Farmasi Banten, Senin (4/1/2021).

Hal senada dikatakan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy yang mengatakan, bagi tenaga medis yang tidak memenuhi syarat tersebut tidak akan diberikan vaksin karena dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi sistem kekebalan tubuhnya.

"Jadi tidak sembarang kita suntik juga untuk tenaga kesehatan, apabila memang memiliki penyakit bawaan ya tidak bisa kita suntik," kata Andika, dikutip dari TribunBanten.com.

Baca juga: 4.000 Tenaga Kesehatan di Banten Tidak Dapat Vaksin Covid-19, Ini Penyebabnya

 

 

Yang pernah terjangkit Covid-19 juga tak divaksin

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

Tak hanya itu, bagi tenaga medis yang sudah pernah terpapar Covid-19 juga tidak akan mendapatkan vaksin.

Alasannya, tubuh akan membentuk anti bodi atau kekebalan dengan alami.

"Yang sudah pernah terkena Covid-19 di bulan-bulan terdekat ini tidak akan dilakukan vaksinasi. Karena yang sudah pernah terpapar dengan sendirinya membentuk anti bodi, kekebalan sendiri," jelasnya.

Baca juga: Undang Teman ke Acara Pernikahannya Lewat Grup WhatsApp, Pengantin Baru Ini Jadi Tersangka, Begini Ceritanya

 

Vaksinasi kepada tenaga medis dipercepat

Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA). SHUTTERSTOCK/Nixx Photography Ilustrasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan Moderna berbasis teknologi genetik yang disebut mRNA (messenger RNA).

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mengatakan, awalnya vaksinasi untuk tenaga kesehatan dijadwalkan pada 22 Januari mendatang.

Namun, karena diminta oleh Presiden Jokowi sehingga pelaksanaan vaksinasi pun dipercepat.

"Pak Jokowi ingin mempercepat pelaksanaannya tanggal 14 Januari, itu vaksinasi pertama. Awalnya kan tanggal 22 Januari," kata Andika.

Baca juga: 15.120 Dosis Vaksin Covid-19 untuk Provinsi Maluku Tiba di Ambon

 

(Penulis Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor Aprillia Ika)/TribunBanten.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com