Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Perajin Tahu Tempe, Kurangi Produksi hingga Terancam Gulung Tikar akibat Harga Kedelai Naik

Kompas.com - 04/01/2021, 16:17 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Melonjaknya harga kedelai selama beberapa waktu terakhir membuat para perajin tahu dan tempe di sejumlah daerah kelimpungan.

Akibat kondisi itu, tak sedikit para perajin terpaksa mengurangi kapasitas produksi dan terancam gulung tikar.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Pusat Koperasi Tahu dan Tempe (Puskopti) Jawa Tengah, Sutrisno mendesak pemerintah untuk segera turun tangan.

Karena jika kondisi tersebut dibiarkan, tidak menutup kemungkinan aksi mogok produksi yang diinisiasi para perajin tahu dan tempe di Jabodetabek sebelumnya semakin meluas.

"Kalau pemerintah tidak merespon tuntutan perajin, maka gerakan mogok akan dilakukan secara nasional," jelasnya saat dihubungi, Sabtu (2/1/2021).

Baca juga: Tak Dapat Subsidi, Perajin Tahu Tempe Ancam Lakukan Mogok Nasional

Adapun tuntutan yang dimaksud, dijelaskan Sutrisno, meminta pemerintah memberikan subsidi pembelian kedelai sebesar Rp 2.000 per kilogram serta pengaturan tata niaga kedelai di pasaran untuk menghindari permainan harga.

"Kita saat ini hanya dalam kondisi bertahan, karena memang biaya produksi dan bahan baku sangat tinggi. Kalau tidak ada campur tangan pemerintah tentu semua akan bangkrut," kata Sutrisno.

Sementara berdasarkan rangkuman pemberitaan Kompas.com, dampak terkait tingginya harga kedelai itu juga dikeluhkan para perajin di sejumlah daerah.

Keluhan perajin di Solo

Salah satu perajin tahu dan tempe di Solo, Jawa Tengah, Sunardi (71) mengatakan, harga kedelai impor di pasaran saat ini mengalami lonjakan drastis. Yaitu dari sebelumnya Rp 6.300 per kilogram menjadi Rp 8.250 per kilogram.

Akibat tingginya harga bahan baku tersebut, pihaknya terpaksa mengurangi kapasitas produksi yang dilakukan.

"Sekarang hanya bisa bertahan dengan mengurangi produksi dan ukuran ketebalan. Karena dikurangi juga tidak laku," kata Sunardi di rumahnya yang sekaligus sebagai tempat pembuatan tahu di RT 003, RW 003 Krajan, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/1/2021).

Adapun pengurangan kapasitas produksi yang dilakukan saat ini diakui mencapai 50 persen dari kondisi normal sebelumnya.

"Sekarang menurun hampir 50 persen. Produksi dikurangi," terang dia.

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu Tempe di Solo Kurangi Produksi dan Perkecil Ukuran

Hal sama juga disampaikan perajin lainnya, Slamet Mujiyono (45).

Untuk menyiasati lonjakan bahan baku itu, pihaknya memilih untuk mengurangi kapasitas produksi dan memperkecil ukuran.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com