SALATIGA, KOMPAS.com - Pemilik akun media sosial Wawan Kotet dilaporkan ke Polres Salatiga, Jawa Tengah, karena diduga menganiaya dan membunuh anjing.
Dari hasil investigasi Yayasan Sarana Metta Indonesia, pemilik akun tersebut sudah melakukan praktik tersebut selama kurang lebih dua tahun.
Ketua Yayasan Sarana Metta Indonesia Kristian Adi Wibowo mengatakan Wawan Kotet mendapatkan anjing-anjing tersebut dengan menipu.
"Jadi dia bilang bahwa anjing-anjing tersebut akan dirawat, akan diadopsi. Namun ternyata malah dibunuh, dimasak, dan dijadikan camilan," jelasnya saat dihubungi, Senin (4/1/2021).
Baca juga: Video Viral Seekor Owa Mati Diduga akibat Diadu dengan Anjing di Rumah Kapolres, Ini Faktanya
Kristian mengungkapkan daging anjing tersebut dijadikan camilan untuk menemani saat minum minuman keras.
"Dia memasak itu untuk konsumsi sendiri, tidak dijual. Tapi dia mendapatkan anjing dengan dalih akan diadopsi," tegasnya.
Menurutnya, sudah banyak anjing yang dibunuh oleh Wawan Kotet.
"Berdasar laporan dari mitra Yayasan Sarana Metta Indonesia yang ada di Salatiga, terutama yang menaungi animals hope shelter, sudah ada puluhan anjing yang jadi korban. Kami memiliki bukti-bukti dan ada saksinya," kata Kristian.
Baca juga: Video Viral Seekor Harimau Berjalan di Pinggir Jalan, Ternyata Mangsa Ternak dan Anjing
Dia menegaskan, daging anjing dan kucing tidak layak dikonsumsi.
"Ada undang-undang yang mengatur perlindungan hewan, tapi banyak masyarakat yang tidak menganggap keberadaan hewan, padahal ada konsekuensi hukum jika menelantarkan dan membunuh hewan," paparnya.
Kristian menambahkan pelaporan atas kasus pembunuhan hewan ini adalah yang pertama di Salatiga.
"Dari petugas Polres Salatiga sudah bertindak dan kami mengapresiasi serta berharap agar kasus ini bisa dituntaskan," ungkapnya.
Baca juga: Kisah Lelut, Pria yang Bonceng 6 Anjing dengan Motor Bebek Sambil Bekerja, Videonya Viral
Terpisah, Kanit III Satreskrim Polres Salatiga Iptu Nur Wahidin mengatakan telah menerima laporan terkait penganiayaan dan pembunuhan hewan tersebut.
"Saat ini sedang dalam tahap penyelidikan," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.