Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kaki Gunung Beser Nyalindung Sukabumi Dihantui Bencana Tanah Bergerak

Kompas.com - 03/01/2021, 18:10 WIB
Budiyanto ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak.

Ketakutan dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan di bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan tiga pekan terakhir.

Bahkan di antaranya terdapat beberapa rumah mengalami kerusakan pada dinding dan lantainya.

Selain itu terjadi tanah ambles yang menggerus lahan persawahan tidak jauh dari permukiman, Jumat (2/1/2021) sore.

Baca juga: Penyintas Tanah Retak di Sukabumi Resah, Tanah Kembali Bergerak dan Rumah Retak

Masyarakat Kampung Ciherang ini menempati daerah ketinggian 900 meter dari permukaan laut (m dpl) di kaki Gunung Beser.

"Awalnya terlihat retakan kecil seukuran lidi memanjang di dinding kamar, lama-lama terus membesar dan belah," ungkap Dede (37) sambil menunjukkan retakan-retakan di rumahnya kepada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Menurut Dede, retakan-retakan itu semakin menyebar, bukan hanya di kamar tidur, tetapi juga ada di kamar mandi, dapur dan lantai.

"Pintu-pintu jadi susah dibuka, apalagi pintu keluar di dapur sudah tidak bisa dibuka," ujar ibu rumah tangga itu.

Dia mengatakan, rumah permanennya baru dibangun dan sudah dihuni setahun ini. Namun masih ada beberapa yang belum selesai pengerjaannya.

Warga lainnya, Unang (38) menuturkan, di bawah rumah panggung yang dihuni terdapat retakan tanah memanjang. Lebarnya sekitar 20 sentimeter dengan kedalaman sekitar 50 sentimeter.

"Akibat retakan tanah ini batu penyangga jadi miring, sehingga posisi rumah sedikit bergeser," tutur dia.

Retakan memanjang

Sementara itu, Cicah (57) menjelaskan, retakan tanah ini memanjang dengan bervariasi lebar dan kedalamannya. Retakan itu ada yang melintasi rumah permanen dan rumah panggung.

"Ada yang dalamnya sampai dua meter dengan lebar sekitar dua puluh sentimeter," jelas petani perempuan.

Dia merasa khawatir retakan-retakan tanah ini mengakibatkan longsor.

Meskipun rumahnya tidak terancam, namun ada rumah beberapa tetangganya yang rusak.

Apalagi sejak awal diketahui hingga saat ini hujan masih terus mengguyur.

"Kemarin sore juga hujan deras mengakibatkan sawah ambles," aku Cicah yang mengantar ke lokasi sawah ambles.

Menurut dia, bencana tanah bergerak juga pernah terjadi pada tahun 2001. Saat itu terdapat retakan di tanah, bahkan ada yang dalamnya mencapai 10 meter.

"Saat itu juga ada tanah yang longsor, hanya menutup jalan setapak saja," ujar anggota Kelompok Wanita Tani (KWT).

Baca juga: Tanah Retak di Garut, 24 Kuburan Dipindahkan

Mengenai bencana tanah bergerak ini sudah dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Nyalindung juga sudah melakukan assessment di lokasi kejadian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com