KOMPAS.com - Seorang pria asal Jakarta ditangkap lantaran 4 tahun menjadi TNI gadungan.
Aksinya diketahui dua bulan setelah ia menikahi seorang perempuan di Sukabumi.
Sedangkan di Cianjur, Jawa Barat seorang remaja yang masih duduk di bangku SMP ditangkap lantaran terlibat dalam video parodi Indonesia Raya.
Berikut lima berita populer nusantara yang menjadi fokus perhatian pembaca Kompas.com:
Dia menjalankan aksinya sejak empat tahun yang lalu.
"Dia (S) ini sudah (jadi TNI gadungan) mulai dari 2016," kata Pelaksana Tugas (Plt) Komandan Posal Palabuhanratu Peltu Ede Ayi Jalaludin dikutip dari Kompas TV.
Motif pelaku adalah ingin mencari jodoh wanita kaya.
Dia pun berhasil menikahi seorang wanita di Kampung Cisitu, Kecamatan Ciemas, Sukabumi, Jawa Barat, 7 November 2020.
Namun gelagatnya tidak menunjukkan seorang anggota TNI sehingga membuat masyarakat curiga.
Posal Palabuhanratu bersama Kodim 0622 kemudian menangkap S untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.
Baca juga: Akhir Perjalanan Pria Asal Jakarta 4 Tahun Jadi TNI Gadungan di Sukabumi
Polisi mengungkap kasus parodi Indonesia Raya yang ternyata pelakunya adalah pemuda warga negara Indonesia sendiri.
Pelaku adalah MDF (15), siswa SMP di Cianjur, Jawa Barat.
Menurut Kepala Dusun setempat, MDF adalah sosok yang tertutup dan jarang berinteraksi dengan teman sebayanya.
Polisi menangkap MDF di rumah orangtuanya yang juga digunakan sebagai toko serba ada, di Karangtengah, Cianjut, Kamis (31/12/2020).
MDF pun harus menjalani pemeriksaan oleh Bareskrim Polri.
"Ditangani langsung oleh mabes. Kami hanya mendampingi karena pelakunya ada di Cianjur," kata Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Anton.
Baca juga: Sosok MDF, Pelaku Parodi Indonesia Raya, Masih SMP dan Jarang Bergaul dengan Teman Sebaya
Tak sekadar didatangi gubernur beserta istri, Dede juga ditawari menjadi tukang kebun rumah dinas gubernur.
Sosok Dede sebelumnya menjadi dikenal karena fotonya saat sedang bekerja viral di media sosial.
Dia terpaksa mengajak anak bayinya saat bekerja karena istrinya sedang sakit.
"Pak Dede, yang tinggal di kontrakan kecil Kiaracondong kami beri solusi pekerjaan mengurusi taman mulai minggu depan sehingga tidak usah jadi pemulung lagi," kata Emil di akun Instagram pribadinya, Kamis (31/12/2020).
Seorang pengunjung minimarket di Desa Kopang Remiga, Lombok Tengah, MA (37) menjadi korban penusukan oleh juru parkir di tempat tersebut, BN (40).
Penyebabnya ialah karena MA menolak memberikan uang parkir.
"Pada saat korban akan pergi menggunakan motornya tiba-tiba dimintai uang parkir oleh pelaku. Namun korban bilang, 'Sabar, saudara, lain kali saja'," kata Kapolsek Kopang, AKP Suherdi, saat dikonfirmasi, Minggu (2/1/2021).
Meski tertusuk pada bagian pundak dan tangan, korban bisa melarikan diri pulang ke rumah.
Saat menjalankan patroli, polisi mendapatkan kabar tersebut dan segera melakukan penangkapan.
"Pelaku ditangkap di rumahnya malam itu juga. Saat melakukan aksinya pelaku mengaku dalam keadaan mabuk," kata dia.
Baca juga: Usai Ucapkan Kalimat Ini pada Tukang Parkir, Pengunjung Minimarket di Lombok Langsung Ditusuk
Sebanyak 1.331 kendaraan disuruh memutar balik karena tidak bisa menunjukkan hasil rapid test antigen.
"Pada saat malam tahun baru memang cukup banyak sekali (wisatawan) yang diputar balik oleh tim Satgas Covid-19 (TNI/Polri dan Satpol PP), kurang lebih ada 1.331 di Pos Gadog ini," kata Agus kepada wartawan di Simpang Gadog, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/1/2021).
Di titik lain, yakni Rindu ALam, juga terdapat ratusan pengendara rpaerda motor yang diputar balik.
"Kurang lebih ada 200-an yang diputarbalikkan, memang kan ini weekend biasanya ke Puncak ini meningkat dan kita sudah siapkan petugas di beberapa pos untuk melaksanakan protokol kesehatan mengecek dan mengawasi mereka lagi," terang dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Budiyanto, Firman Taufiqurrahman, Dendi Ramdhani, Idham Khalid, Afdhalul Ikhsan | Editor : Dony Aprian, Pythag Kurniati, Candra Setia Budi, Khairina, Bayu Galih ), Kompas TV
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.