Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yani, Tak Sengaja Temukan Tumpukan Batu di Semak-semak, Diduga Candi dari Abad Ke-12

Kompas.com - 31/12/2020, 15:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Muhammad Yani (51), warga kawasan lorong RH Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Sumatera Selatan terkejut saat melihat tumpukan batu misterius.

Ternyata tumpukan batu kapur itu diduga adalah candi yang diperkirakan dibangun masa abad ke-12, yakni saat peralihan Kerajaan Sriwijaya ke Kerajaan Palembang.

Baca juga: Lagi Cari Manik-manik, Warga Palembang Temukan Candi dari Abad Ke-12

Hendak cari logam

Tim dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan meneliti temuan bebatuan yang diduga candi abad ke 12 di kawasan lorong RH Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Rabu (30/12/2020).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Tim dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan meneliti temuan bebatuan yang diduga candi abad ke 12 di kawasan lorong RH Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Rabu (30/12/2020).
Yani saat itu sebenarnya sedang mencari logam dengan alat metal detector.

 

Di lokasi tersebut memang sering ditemukan logam dan manik-manik saat hujan.

"Malahan dulu pernah ketemu manik-manik setan sebesar kelereng. Biasanya kalau hujan turun manik-manik itu akan ketemu," ujar Yani saat berada di lokasi, Rabu (30/12/2020).

Dari situlah dia tak sengaja melihat tumpukan batu di semak-semak.

Baca juga: Heboh Sopir Nikahi Dua Gadis Sekaligus, Berbagi Malam di Rumah Berbeda

 

Tim dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan meneliti temuan bebatuan yang diduga candi abad ke 12 di kawasan lorong RH Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Rabu (30/12/2020).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Tim dari Balai Arkeologi Sumatera Selatan meneliti temuan bebatuan yang diduga candi abad ke 12 di kawasan lorong RH Umar, Kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Palembang, Rabu (30/12/2020).
Digali bersama-sama

Melihat tumpukan batu itu, Yani akhirnya melaporkan kepada Komunitas Pecinta Antik Kreatif Sriwijaya (Kompaks).

"Setelah itu kami gali bersama-sama sekitar 40 cm dan ternyata batu itu adalah bangunan candi," katanya.

Mereka lalu menginformasikan temuan itu kepada Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Selatan.

Mereka langsung datang ke lokasi dan meneliti tumpukan batu tersebut.

Baca juga: Mobil Terguling, Sukamti Tewas dengan Jasad Memeluk Bayi Majikannya di Malaysia

Dekat kawasan makam raja

Adapun lokasi bangunan candi itu berada di kawasan pemakaman pribadi milik warga.

Namun sekitar 500 meter dari lokasi tersebut terdapat kawasan pemakaman raja pertama Kerajaan Palembang, Ki Gede Ing Suro pada abad ke-15.

Menurut arkeolog dari Balar Sumatera Selatan, Retno Purwanti, struktur bangunan tersebut mirip dengan makam Ki Gede Ing Suro.

"Struktur bangunan Candi ini mirip dengan makam Ki Gede Ing Suro. Dahulu, candi-candi sisa Kerajaan Sriwijaya banyak dialihfungsikan, seperti halnya dijadikan makam. Kemungkinan ini batu candi yang ditemukan sama," jelas dia.

Baca juga: Petugas Temukan Cabai Dicat Merah di Pasar, Penampakan Seperti Cat Kayu dan Diuji Laboratorium

 

Diduga dari abad ke-12

Menurut Retno, bangunan candi tersebut memiliki tinggi 44 sentimeter, panjang 40 sentimeter dan ketebalan 38 sentimeter.

Dia menduga candi itu berasal dari abad ke-12, saat peralihan Kerajaan Sriwijaya ke Kerajaan Palembang.

Menurutnya, bangunan candi dengan struktur batu kapur juga sempat ditemukan di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).

"Datanya masih minim, jadi belum diketahui bangunan candi ini dulu digunakan untuk apa. Tapi kalau struktur bangunan mirip dengan makam Ki Gede Ing Suro. Dahulu makam itu adalah candi yang dijadikan makam," ungkapnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra | Editor : Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com