KOMPAS.com- Pandemi Covid-19 memengaruhi berbagai pola kehidupan masyarakat, termasuk dalam dunia pendidikan.
Sekolah yang bisanya dilakukan secara tatap muka, kini berganti menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring atau online.
Perjalanan siswa dan guru dalam menerapkan pembelajaran daring di tahun 2020 diwarnai sejumlah cerita tragis hingga menyentuh.
Ada siswa SD yang dibunuh oleh ibunya lantaran sulit diajari belajar online. Ada juga yang diduga bunuh diri karena beban tugas daring.
Selain itu, tertoreh pula cerita perjuangan para siswa untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru ini.
Berikut sederet kisah yang dirangkum oleh Kompas.com:
Baca juga: Sulit Diajari Belajar Online, Bocah SD Dipukuli Sapu hingga Meninggal
Pelaku yang berinisial LH, saat itu mengaku sedang mengajarkan anaknya belajar.
Tetapi, sang anak membuatnya kesal lantaran susah diajari saat belajar online.
Hal itu rupanya membuat sang ibu gelap mata dan menganiaya putrinya.
Ia mencubit, memukul dengan tangan kosong dan memakai sapu.
"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri, dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu sehingga kesal dan gelap mata," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma.
"Dicubit di bagian paha, selanjutnya dipukul dengan tangan kosong di bagian paha. Lalu si anak juga dipukul dengan gagang sapu dari kayu sebanyak lima kali di bagian kaki, paha, betis dan tangan," lanjut dia.
Baca juga: Suami Istri Bunuh Anak, Dikubur Berpakaian Lengkap, Mengaku Menyesal dan Khilaf ke Polisi
Saat korban tersungkur lemas, LH justru semakin kalap dengan memukul bagian belakang kepala anaknya sebanyak tiga kali dengan sapu.
Ayah korban berinisial IS yang mengetahui hal itu sempat marah dan mengajak korban keluar untuk mendapatkan udara segar.
Tetapi korban meninggal dunia di perjalanan.
Panik, pasangan IS dan LH pun kemudian membawa jasad anak mereka dengan sepeda motor ke TPU Gunung Kendeng Lebak, Banten.
Korban dikubursecara diam-diam masih dengan pakaian lengkap.
Keberadaan jasad bocah malang itu baru diketahui pada 12 September 2020 oleh warga setempat. Warga curiga lantaran ada makam baru tetapi tak ada warga desa yang meninggal dunia.
Warga kemudian menggali makam itu dan menemukan jasad seorang anak berpakaian lengkap di lubang sedalam setengah meter.
Polisi pun kemudian melakukan penyelidikan dan menangkap kedua pelaku yang tak lain adalah orangtua korban.
Baca juga: Beralasan Kubur Kucing, Orangtua Ternyata Pinjam Cangkul untuk Kubur Anaknya Diam-diam