Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Sultan Deli, Edy Rahmayadi: Saya Tidak Mau Melayu Tinggal Nama

Kompas.com - 30/12/2020, 09:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Sebulan berada di Kota Medan, Sultan Deli XIV Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjiji Perkasa Alam Shah mengisi waktunya dengan melakukan kunjungan silaturahmi ke tokoh-tokoh penting di Sumut. Pekan lalu, dia bertandang ke Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah. 

Tuanku Aji, begitu dia biasa dipanggil, adalah Sultan Deli termuda dalam sejarah. Dia naik tahta pada 23 Juli 2005 di usia delapan tahun. Pria yang lahir di Makassar pada 28 Agustus 1998 ini mengambil jurusan Teknik Lingkungan di Universitas Diponegoro, Semarang. 

Saat dia menempuh pendidikan, Kesultanan Deli dipegang sementara oleh Tengku Hamdy Osman Deli Khan Alhaj bergelar Tengku Raja Muda Deli sebagai Pemangku Kesultanan Deli. Kini, Tuanku Aji mulai terlibat dalam beberapa pertemuan dengan pejabat-pejabat negara.

Baca juga: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi: Sampai Saat Ini, Belum Saya Izinkan Sekolah Tatap Muka

Kali ini, dia berkunjung dan berdiskusi dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

Hasilnya, gubernur mengatakan,  Pemerintah Provinsi Sumatera Utara terus berupaya menjaga dan melestarikan semua situs sejarah dan budaya yang ada di Sumut, salah satunya warisan Kesultanan Deli.

Dirinya siap membantu mengembalikan dan melestarikan Kesultanan Deli.

"Saya siap membantu menjaga dan mengembalikan kebudayaan Melayu Deli ini. Bila Tuanku Aji ada mengeluarkan titah agar seluruh warisan budaya diambil dan dikembalikan lagi ke kesultanan," ucap Edy dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/12/2020).

Baca juga: Batam Ajarkan Budaya Melayu di Sekolah

Upaya pengembalian sejarah Kesultanan Deli

Titah ini, menurut Edy, hanya upaya untuk menghindari terjadinya kesalahfahaman di masyarakat bahwa tidak ada kepentingan dalam upaya pengembalian seluruh peninggalan sejarah dan sebagainya di Kesultanan Deli.

Dia meminta Tuanku Aji terlebih dahulu mengumpulkan seluruh sultan untuk membicarakan hal ini agar ditemukan kata mufakat.  

"Saya pastikan, saya sebagai gubernur tidak ada kepentingan politik dalam menjaga kelestarian budaya ini. Saat ini, saya berbicara sosial dan budaya. Saya tidak mau dengan ucapan sekarang ini 'Melayu Tinggal Nama'. Makanya kita lestarikan budaya Melayu agar Sumut memiliki warna," kata Edy.

Baca juga: Banjir Parah di Medan, Diduga Luapan Sungai Deli

Menjaga budaya Melayu Deli

Tuanku Aji menjawab, dirinya sangat berharap Pemprov Sumut dapat membantu mengembalikan peninggalan sejarah, serta menjaga kelestarian kebudayaan Melayu Deli.

"Saya berterima kasih bila Bapak Gubernur dapat membantu kita untuk mengembalikan peninggalan sejarah yang ada dulunya, membantu melestarikan budaya Melayu Deli saat ini," ujar dia.

Tuanku Aji bilang, nanti usai menyelesaikan pendidikan, dia akan kembali ke Kota Medan, mengabdi dan membantu pembangunan di Sumut.

 

Songket langka peninggalan Nenek

Saat menemui Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah di rumah dinasnya, Tuanku Aji membawa buah tangan kain songket khas Sulawesi peninggalan Sang Nenek (sebutan untuk kakek di Sulawesi). 

"Saya membawa buah tangan untuk Bapak. Ini kain langka, peninggalan Nenek saya di Makassar, beliau mantan gubernur Sulawesi Selatan," ujar Tuanku Aji, Selasa pekan lalu.

Dia bercerita, sebelum meninggal dunia, neneknya memberikan tiga helai kain dan berpesan agar diberikan kepada siapa saja yang menurutnya orang paling dekat.

"Salah satunya sudah saya berikan kepada Bapak," katanya.

Aji merasa bahagia dan tersanjung, kunjungannya diterima Musa. Dia berharap, semakin meningkatkan jalinan silaturahmi yang selama ini sudah terjalin baik.

"Keluarga kami sejak lama sudah menjalin hubungan baik dengan keluarga Pak Wagub," ungkapnya.

Musa pun berharap, pertemuan bermanfaat untuk pembangunan Sumut. Menurutnya, Sumut membutuhkan peran serta sumbangsih pemikiran dari Sultan Deli XIV untuk pembangunan daerahnya. 

"Saya harap, cepatlah Tuanku selesaikan pendidikanya karena Kesultanan Deli membutuhkan sosok pemimpin. Kehadiran Tuanku bisa membantu pemerintahan di Sumut, memberikan sumbangsih pemikiran atas ilmu-ilmu yang dimiliki," kata Musa.

Kembali dia berharap agar pertemuan tersebut dapat semakin mempererat silahturahmi antara Pemerintah Provinsi Sumut dengan Kesultanan Deli. 

"Mudah-mudahan ke depan, Tuanku bisa menjalankan amanah kesultanan, kepemimpinannya memberikan manfaat yang baik untuk masyarakat. Seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa Kesultanan Deli adalah warisan sejarah yang harus sama-sama kita jaga dan sama-sama kita besarkan," pungkas Musa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com