Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sepekan, Harimau Mangsa 3 Lembu di Langkat, Ini Penampakannya

Kompas.com - 28/12/2020, 19:01 WIB
Dewantoro,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Dalam sepekan, 3 ekor lembu di Langkat, Sumatera Utara, menjadi mangsa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Masyarakat diimbau untuk mengubah pola penggembalaan agar tidak kembali terjadi konflik.

Dihubungi via telepon, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip mengatakan, konflik pertama terjadi pada Jumat (18/12/2020).

Pihaknya menerima laporan adanya lembu milik warga di Blok Hutan Sei Kelam, Resor Bahorok, dimangsa harimau pada Jumat sore.

Pada hari itu juga, petugas memasang jebakan kamera (camera trap). Sehari kemudian, hasil camera trap menunjukkan kemunculan harimau di lokasi temuan bangkai.

"(Keesokan harinya) karena ada sisa sedikit bangkainya, kemudian dibakar untuk menghilangkan dominansi harimau di lokasi tersebut," katanya, Senin (28/12/2020).

Baca juga: Setelah 9 Bulan, Harimau Sumatera Bernama Corina Dilepaskan ke Habitatnya

Menurutnya, kejadian konflik harimau tidak lepas dari masih banyaknya warga yang enggan mengandangkan ternak. Lembu tersebut digembalakan di dekat hutan kemudian ditambatkan sehingga memancing datangnya harimau.

"Mungkin karena kalau dikandangkan, mereka harus mengambil rumput untuk pakan, mereka memilih untuk menggembalakannya," katanya.

Sepekan kemudian, kasus serupa terjadi di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok. Menurut Palber, jarak lokasi di Blok Sei Kelam dengan lokasi di Lau Damak hanya 6 - 7 km, dan 2 km dari perbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Kepada wartawan, Kepala Bidang Wilayah I Kabanjahe, Mustafa Imran Lubis pada Senin siang mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan adanya 2 ekor lembu yang dimangsa harimau di Desa Lau Damak pada Jumat (25/12/2020) pagi.

Dari laporan tersebut, tim gabungan dari BBKSDA Sumut, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser, WCS, Yayasan Hutan untuk Anak (YHUA) dan lainnya langsung ke lokasi.

"Ada 2 lembu masyarakat yang dimangsa harimau sumatera. Jarak antar bangkainya sekitar 100 meter. Dari tangkapan jebakan kamera yang dipasang YHUA (Yayasan Hutan untuk Anak), didapatkan 1 ekor harimau sumatera yang sedang mencoba kembali dan memakan cadaver atau bangkai sisa lembu," katanya.

Mustafa mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengkaji lebih lanjut terkait individu harimau tersebut untuk mengetahui apakah pada kejadian sebelumnya pernah tertangkap kamera.

"Jadi kami perlu koordinasi dengan teman terkait misal TNGL, WCS dan lainnya," katanya.

Bukan kasus pertama

Mustafa menegaskan, kasus harimau memangsa lembu di Langkat bukanlah yang pertama kali terjadi di tahun 2020.

Menurutnya, ada beberapa kasus yang terjadi sebelumnya. Pada kasus yang terjadi di Lau Damak, lokasi kejadian hanya berjarak 150 meter dari pemukiman dan 2 km dari TNGL.

Baca juga: Dua Harimau Masuk Perangkap BKSDA Solok, Ternyata Baru 10 Hari Dilepasliarkan

"Tanda-tanda kembalinya harimau belum ada karena masih ada bangkai yang masih di lokasi. Teman-teman sampai kemarin masih melakukan pengusiran dengan jeduman di lokasi dan hari ini sudah bergerak ke lokasi memastikan harimau tak kembali lagi," katanya.

Masyarakat diimbau kandangkan ternaknya

Berbeda dengan kasus di Sei Kelam. Bangkai lembu yang sebelumnya dimangsa harimau di Desa Lau Damak tidak dimusnahkan. Hal tersebut berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat.

"Kita imbau masyarakat mengubah perilaku beternaknya. Tidak lagi dilepasliarkan tetapi dikandangkan. Kalau memang masih ingin begitu, agar dijaga," ungkapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com