Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Divonis 6,5 Tahun Penjara, Napi Lapas Nunukan Besarkan Bayinya di Penjara

Kompas.com - 28/12/2020, 15:20 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dony Aprian

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Seorang narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II B Nunukan, Kalimantan Utara, membesarkan bayinya di dalam penjara.

Bayi perempuan yang masih berusia sekitar 3 minggu tersebut cukup tenang selama berada di penjara.

NM (25) warga Tanjung Selor kabupaten Bulungan divonis 6 tahun 6 bulan penjara lantaran terjerat kasus narkoba.

Baca juga: Polisi Kesulitan Ungkap Pelaku Tabrak Lari Bocah 7 Tahun di Nunukan

Kepala Seksi Pembinaan Pendidikan dan Kegiatan Kerja (Binadik) Lapas Nunukan Hendra Mahaputra menuturkan, saat proses penahanan hingga persidangan, usia kandungan NM sekitar tiga bulan.

"Sekitar bulan enam yang bersangkutan dikirim ke Lapas Nunukan untuk menjalani pidananya. Ia melahirkan pada 8 Desember 2020 secara caesar di RSUD Nunukan," ujarnya saat dihubungi, Senin (28/12/2020).

Dikatakan Hendra, NM hamil diduga hasil dari pergaulan bebas.

Sejak melahirkan, NM menyibukkan diri mengurus sang bayi.

"Ayahnya tidak tahu, kan tidak ada suaminya, dugaan kita pergaulan bebas. Karena dia belum menikah," kata Hendra.

NM dan bayinya menempati sel tahanan narkoba berisi 13 orang.

Baca juga: Di Krayan Nunukan, Harga BBM Tembus Rp 35.000 Per Liter, Harga Gula Rp 40.000 Per Kilo

Sejauh ini, kata dia, biaya makan dan jaminan kesehatan bayi ditanggung penuh pihak Lapas Nunukan.

"Di tempat kamarnya pun kami ada tempat untuk sekadar bermain, matras kami sediakan, memang dengan kondisi yang sangat terbatas," jelas Hendra.

Selain itu, pihak lapas tidak perlu melaporkan keberadaan bayi tersebut kepada Dinas Perlindungan Anak.

Sebab, berdasarkan undang-undang mengatur kewenangan lapas terhadap hal itu.

"Adapun pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 58 tahun 1999 yang mengatur kebutuhan makanan tambahan untuk ibu hamil dan menyusui," tegas Hendra.

NM juga belum rela melepas bayinya untuk diserahkan kepada keluarganya di Tanjung Selor.

"WBP tersebut sadar jika anaknya masih sangat butuh ASI dan belum bisa lepas dari ibunya," kata Hendra.

Petugas lapas secara rutin akan memantau kondisi kesehatan si bayi.

Apabila si bayi sakit, pihaknya akan mendatangkan dokter dari puskesmas.

"Kendala kita hanya penyediaan tempat khusus itu, jadi masih kita campur dengan WBP lain saat ini, bagaimana lagi seperti ini kondisinya. Tapi ke depan kita akan fasilitasi, mungkin akan kita tempatkan di klinik khusus," kata Hendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com