Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Penyiraman Air Keras kepada Perempuan Bersepeda Terungkap, Motif Pelaku karena Sakit Hati

Kompas.com - 27/12/2020, 18:39 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sejak beberapa bulan terakhir, warga di Sleman, Yogyakarta, dibuat resah dengan aksi teror penyemprotan cairan diduga air keras kepada para pesepeda.

Dari sejumlah kasus yang dilaporkan kepada pihak kepolisian, rata-rata para korbanya adalah perempuan.

Akibat ulah yang dilakukan pelaku tersebut, tak sedikit kulit korban mengalami luka bakar dan celananya rusak.

Mendapat laporan itu, polisi langsung melakukan upaya penyelidikan.

Hingga akhirnya, terduga pelaku berhasil ditangkap pada Minggu (27/12/2020) pagi.

Pelaku diketahui berinisial J (37), yang merupakan warga Temanggung, Jawa Tengah.

Baca juga: Penyiram Cairan Diduga Air Keras ke Anak Guru Besar UGM Ditangkap

Alami luka bakar dan celana rusak

ilustrasi bersepedaStewart Cohen ilustrasi bersepeda

Salah satu korban penyiraman cairan yang diduga air keras itu adalah putri dari Guru Besar UGM Prof Prof Budi Wignyosukarto.

Peristiwa itu terjadi pada Kamis (24/12/2020) sekitar pukul 05.40 WIB di depan Masjid Suciati Sleman.

Saat kejadian itu, Budi bersama putrinya sedang bersepeda menuju Candi Borobudur.

Namun, saat tiba di lokasi kejadian ada seorang pengendara sepeda motor berjalan pelan terlihat menyemprotkan cairan ke arah paha kaki putrinya.

“Orangnya naik motor, setelah anak saya kena, orang tersebut tidak lari tetapi tetap pelan seperti tidak terjadi apa-apa,” ujar dia.

Setelah orang tersebut pergi, anaknya merasakan kesakitan dan celananya rusak.

"Anak saya pikir waktu itu ada orang yang tidak sengaja melempar rokok karena ada sepeda motor di dekatnya. Tapi setelah dilihat ada bekas seperti terbakar bentuknya agak memanjang. Menurut saya seperti disemprotkan air keras," ungkap Budi.

Baca juga: Motif Pelaku Siram Air Keras ke Pesepeda Putri Guru Besar UGM

Setelah kejadian itu, ia langsung melaporkannya kepada polisi.

Sehari setelahnya, atau pada Jumat (25/12/2020) pagi, korban lain seorang perempuan juga mengalami nasib serupa.

Kejadiannya terjadi di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.

Karena kasus teror penyiraman air keras tersebut belakangan marak terjadi di Sleman, polisi langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan.

Pelaku ditangkap

ILUSTRASISHUTTERSTOCK ILUSTRASI

Setelah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan korban, saksi, serta mempelajari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku.

Terduga penyiram air keras itu ditangkap di Lapangan Denggung, Jalan Magelang, Sleman, pada Minggu (27/12/2020) pagi.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pelaku yang diketahui berinisial J (37) warga Temanggung itu mengakui perbuatannya.

“Pelaku juga sudah mengakui semua penyiraman seluruh di wilayah Sleman dilakukan olehnya sendiri. Baik dari bulan Oktober hingga terakhir yang berada di Jalan Damai,” kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (27/12/2020).

Baca juga: Aksi Penyemprotan Cairan Diduga Air Keras dengan Korban Perempuan Bersepeda Kembali Terjadi

Dari penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa cairan yang diduga air keras yang dikemas dalam botol kecil.

Ketika botol itu ditekan, diketahui bisa memuncrat mengenai korban.

Adapun aksi yang dilakukan pelaku diketahui sudah sebanyak enam kali di wilayah Sleman.

Motifnya sakit hati

Ilustrasi.Thinkstock Ilustrasi.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, motif pelaku melakukan tindakan itu karena sakit hati kepada seorang perempuan yang memiliki hobi bersepeda.

Sebab, perempuan idamannya yang diketahui berinisial W itu kini menghilang tak ada kabar setelah menerima sejumlah uang dari pelaku.

Merasa dikhianati itu, pelaku melampiaskan dendamnya kepada perempuan yang memiliki hobi bersepeda.

Sebab, perempuan yang disukainya itu diketahui juga memiliki hobi serupa dan biasanya gowes di sekitar Ngaglik.

“Jadi ada rasa sakit hati, pelaku ditinggal tidak bisa menghubungi W dan tidak pernah ketemu lagi. Pelaku melakukan itu karena pelaku mengetahui W sering gowes di sekitar Ngaglik, Jalan Palagan, jalan Gito-gati, dan Jalan Damai,” jelas Deni.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Farid Assifa, Teuku Muhammad Valdy Arief).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com