Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Penyiraman Air Keras kepada Perempuan Bersepeda Terungkap, Motif Pelaku karena Sakit Hati

Kompas.com - 27/12/2020, 18:39 WIB
Setyo Puji

Editor

Sehari setelahnya, atau pada Jumat (25/12/2020) pagi, korban lain seorang perempuan juga mengalami nasib serupa.

Kejadiannya terjadi di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman.

Karena kasus teror penyiraman air keras tersebut belakangan marak terjadi di Sleman, polisi langsung turun tangan untuk melakukan penyelidikan.

Pelaku ditangkap

Setelah melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan korban, saksi, serta mempelajari rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian, polisi akhirnya berhasil meringkus pelaku.

Terduga penyiram air keras itu ditangkap di Lapangan Denggung, Jalan Magelang, Sleman, pada Minggu (27/12/2020) pagi.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, pelaku yang diketahui berinisial J (37) warga Temanggung itu mengakui perbuatannya.

“Pelaku juga sudah mengakui semua penyiraman seluruh di wilayah Sleman dilakukan olehnya sendiri. Baik dari bulan Oktober hingga terakhir yang berada di Jalan Damai,” kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah saat dihubungi wartawan, Minggu (27/12/2020).

Baca juga: Aksi Penyemprotan Cairan Diduga Air Keras dengan Korban Perempuan Bersepeda Kembali Terjadi

Dari penangkapan itu, polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa cairan yang diduga air keras yang dikemas dalam botol kecil.

Ketika botol itu ditekan, diketahui bisa memuncrat mengenai korban.

Adapun aksi yang dilakukan pelaku diketahui sudah sebanyak enam kali di wilayah Sleman.

Motifnya sakit hati

Ilustrasi.Thinkstock Ilustrasi.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan itu, motif pelaku melakukan tindakan itu karena sakit hati kepada seorang perempuan yang memiliki hobi bersepeda.

Sebab, perempuan idamannya yang diketahui berinisial W itu kini menghilang tak ada kabar setelah menerima sejumlah uang dari pelaku.

Merasa dikhianati itu, pelaku melampiaskan dendamnya kepada perempuan yang memiliki hobi bersepeda.

Sebab, perempuan yang disukainya itu diketahui juga memiliki hobi serupa dan biasanya gowes di sekitar Ngaglik.

“Jadi ada rasa sakit hati, pelaku ditinggal tidak bisa menghubungi W dan tidak pernah ketemu lagi. Pelaku melakukan itu karena pelaku mengetahui W sering gowes di sekitar Ngaglik, Jalan Palagan, jalan Gito-gati, dan Jalan Damai,” jelas Deni.

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor : Farid Assifa, Teuku Muhammad Valdy Arief).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com