"Sudah hilang sekitar jam 08.00 WITA. Dipatok ayam, sama saya berikan ke bebek. Besok pagi mau tak liatin lagi apa bakal muncul lagi atau tidak," kata Paramarta.
Awalnya ia mengira yang keluar tersebut adalah lulut atau ulat emas yang memang kerap keluar di pekarangan rumah warga.
Namun, setelah didekati, ternyata makhluk yang keluar bukan lulut, tapi cacing.
Munculnya ribuan cacing juga terjadi Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Baca juga: Menyoal Fenomena Munculnya Cacing Dalam Jumlah Banyak, Anomali hingga Disebut Tanda Gempa Bumi
Saat dikonformasi, Kapolsek Batukliang Utara Iptu Komang Ronaka membenarkan kejadian tersebut.
Menurutnya peristiwa tersebut terjadi di Dusun Bagek Nunggal, Desa Tratak, Kecamatan Batukliang Utara.
"Ya betul, kejadian terjadi di Dusun Bagek Nunggal, dekat Kantor Cat, tidak banyak yang tahu," kata Komang, saat dikonfirmasi, Rabu (6/5/2020).
Ribuan cacing tersebut sudah menghilang tidak ada lagi di permukiman warga.
Baca juga: Sederet Fakta Lengkap Munculnya Cacing Tanah Terus-Menerus Secara Misterius
Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Nugroho mengaitkan fenomena tersebut dengan perubahan cuaca.
"Namun dalam hal ini saya kira, bisa jadi karena perubahan cuaca. Apalagi saat ini kita sedang menuju perubahan musim, dari penghujan ke kemarau," kata Hari kepada Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Menurutnya hewan akan bermigrasi ke tempat yang lebih nyaman ketika kondisi cuaca berubah.
Baca juga: Benarkah Fenomena Cacing Bermunculan Tanda Gempa Bumi, Ahli Jelaskan
"Itu sama seperti seolah cacing-cacing hilang saat musim kemarau, lalu saat hujan mereka bermunculan di mana-mana. Dan yang perlu diketahui, bagaimana kondisi cuaca di Solo saat ini," imbuh Hari.
Dia memperkirakan cacing yang muncul di Pasar Gede adalah cacing dari kawasan urban yang mudah beradaptasi.
"Prediksi saya itu mungkin cacing invasif yang sangat mudah beradaptasi. Baik di Indonesia maupun negara mana pun, ada beberapa jenis cacing tanah yang invasif," jelas Hari.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani, Idham Khalid, Sumartiningtyas | Editor: David Oliver Purba, Abba Gabrilin, Teuku Muhammad Valdy Arief,, Robertus Belarminus, Holy Kartika, Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.