Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Emir Anak Disabilitas yang Hobi Membuat Robot, Dibantu Pelatih Melalui Daring

Kompas.com - 27/12/2020, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

"Dia tetap ada waktu bermain sama temannya. Tapi juga sudah sepakat, kayak les robotnya itu kan tiap Ahad jam 5 sore sampai jam 6. Jam 5 itu biasanya masih bermain, tapi dia sudah tahu waktunya untuk les," jelas Adilah.

Baca juga: Cerita Kakek Disabilitas Semangat Mencoblos di Pilkada Sumbar: Saya Tak Mau Kehilangan Hak Pilih

Bukan hanya merakit robot, Emir juga sedang mendalami sebuah platform program komputer untuk membuat permainan.

"Saya malah nggak paham nih bagaimana cara bikinnya, tahu-tahu sudah jadi saja. Ibu lihat sini. Dia langsung tunjukkin kan," cerita Adilah.

Emir lantas memamerkan sejumlah karyanya dalam bentuk visual permainan sepak bola, hantu dan gurita dalam laut.

Dari cerita Adilah, kegemaran Emir terhadap robotik juga telah mendorong Syakillah, kakak perempuan Emir untuk menekuni hobi yang sama.

Baca juga: Cerita Pilu Dedi, Penyandang Disabilitas yang Tewas dalam Kebakaran, Baru Diketahui Usai Api Padam

Syakillah saat ini duduk di kelas 8 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Makassar. Saat ditemui di sekolahnya, ia sibuk mengutak-atik laptopnya untuk memasukkan program perintah pada sebuah robot.

Robot buatan Syakillah dan tim dari sekolahnya ini yang sedang dipersiapkan untuk dibawa ke perlombaan robotik tingkat nasional di penghujung tahun ini.

"Jadi nama robotnya itu Daeng Pepe. Robot Daeng Pembatas Pengunjung," kata Syakillah.

Baca juga: 16 Penyandang Disabilitas Terima Beasiswa LPDP, Ada yang Kuliah S3

Syakillah sedang memasukkan sandi dalam program komputer yang berfungsi untuk memerintahkan robotnyadok BBC Indonesia Syakillah sedang memasukkan sandi dalam program komputer yang berfungsi untuk memerintahkan robotnya
Robot berbentuk kotak dengan tangan yang menyerupai penghalang jalan bisa mengucapkan salam selamat datang. Fungsi utamanya membatasi pengunjung pada sebuah area tertutup, seperti pesta perkawinan atau rapat.

Kata Syakillah, robot ini juga secara otomatis dapat mengeluarkan cairan penyanitasi di bagian perut yang dibuat berongga untuk memasukkan tangan. Robot ini pun dapat mendeteksi suhu badan pengunjung.

Perlombaan robotik di masa pandemi berbeda dari sebelumnya. Peserta dari seluruh sekolah yang memiliki komunitas robotik tak bisa mengikuti perlombaan secara langsung, kecuali babak final. Artinya robot dikirim ke panitia untuk diuji.

"Jadi biasanya lomba itu hadap-hadapan. Sekarang jarak jauh. Respon dan lain-lain, banyak tantangannya. Apalagi penyisihan juga menggunakan video, bagaimana penilaiannya bisa bagus, ini pertama kali dan tantangan besar buat kami," kata Rudy Prihatin, guru robotik yang mendampingi Syakillah dan tim dari MAN 2.

Baca juga: Menaker: Perusahaan Harus Beri Ruang kepada Penyandang Disabilitas

Hobi robotika tidak selalu mahal

Persiapan lomba robotika tim dari MAN 2 Makassardok BBC Indonesia Persiapan lomba robotika tim dari MAN 2 Makassar
Menurut pengamatan Rudy, kegiatan robotik anak-anak di Indonesia masih minim, dan hanya berpusat di Jawa karena keterbatasan pengajar

Padahal, kata dia, aktivitas ini dapat merangsang logika, psikomotorik, melatih kerjasama tim dan imajinasi anak.

"Robotika itu sebetulnya kompleks, elektronika, bahkan matematika dilibatkan, dan nanti kalau sudah advance, pemrograman komputer. Harus melibatkan art atau seni. Ilmu yang kompleks ini juga menghasilkan kerja sama, makanya kalau pembuatan robot itu kami usahakan bisa dalam kerjasama tim."

Baca juga: Hindari Kontak Erat, Brigadir Nanang Ciptakan Robot Patroli Protokol Kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com