Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Emir Anak Disabilitas yang Hobi Membuat Robot, Dibantu Pelatih Melalui Daring

Kompas.com - 27/12/2020, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Di saat sekolah-sekolah tutup karena pandemi, Ahmad Emirsyach Juandi (11) terus bersemangat menekuni hobinya merancang robot dan mempelajari pemrograman komputer.

Wajah Emir nampak tegang saat ia mengencangkan baut-baut pada robotnya. Tangannya lihai memutar obeng dan memasang rangkaian kabel. Sesekali ia membenarkan letak alat bantu dengar di telinga kanannya.

Tak lama kemudian, robot yang dilengkapi dua roda dan motor penggerak bisa dinyalakan. Ketegangan sudah luruh. Sudut bibir Emir pun melengkung.

Baca juga: Poltekad Siapkan Teknologi Militer Terkini, Ada Robot Penembak Lawan

"Bisa," katanya saat ditemui BBC News Indonesia, di kediamannya di Makassar, Sulawesi Selatan.

Emir lahir dengan gangguan pendengaran. Sejak usia 8 tahun, ia sudah menekuni dunia robotik.

Adilah Wina Fitria, ibunda Emir lalu membantu menanyakan apa yang membuat Emir tertarik dengan dunia robotik.

"Kenapa Emir suka robot?"

"Karena senang," kata Emir. "Kenapa senang?"

"Itu saja." Adilah langsung tertawa mendengar kesederhanaan jawaban dari putranya.

Baca juga: Dua Penyandang Disabilitas Ajukan Uji Materi UU Cipta Kerja ke MK

Emir juga belajar pemrograman coding komputerdok BBC Indonesia Emir juga belajar pemrograman coding komputer
Adilah menceritakan, sejak Emir duduk di kelas 2 Sekolah Dasar, sudah terlihat minat terhadap robotik. Saat itu, Emir gemar merancang permainan kubus.

"Rakit-rakit lego, sampai yang kecil itu, yang dimensi-dimensi kecil suka bikin robot, itu dia suka bikin sama ayahnya. Nah, dia kan berkebutuhan khusus, saya ingin mencari potensi anak yang bisa dikembangkan, makanya saya lihat suka rakit itu, makanya saya carikan guru robotik," kata Adilah.

Sejak saat itu, Emir mulai merancang ragam robot, mulai dari rangkaian robot sederhana seperti kincir dengan penggerak dinamo, hingga robot kendaraan yang meluncur.

Baca juga: ASN Penyandang Disabilitas Ini Sabet Penghargaan ASN Inspiratif

Selama masa pandemi, kata Adilah, sekolah berlangsung dari rumah sampai saat ini. Emir sempat merindukan untuk bermain bersama teman-teman sekolahnya.

"Iya sempat tanya, kapan sekolah? Sudah rindu sekolah. Lebih suka di sekolah. Tapi sekarang sudah terbiasa, sudah beradaptasi," katanya.

Selama masa pandemi itu juga, Emir tetap menjalankan hobinya untuk mengutak-atik robot yang dibantu pelatih melalui daring.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com