Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libur Panjang, Kerumunan Tidak Terelakkan di Yogyakarta

Kompas.com - 26/12/2020, 21:17 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Libur panjang di Kota Yogyakarta tak bisa terelakkan dari kerumunan wisatawan yang berkunjung. Beberapa objek wisata di Kota Yogyakarta, antara lain Malioboro, nampak mulai ramai.

Kendaraan bermotor telah memadati ruas jalan Malioboro sejak siang tadi. Sementara lokasi pedestrian yang. terletak di kanan dan kiri ruas jalan juga sudah mulai ramai oleh wisatawan.

Kepala UPT Malioboro Ekwanto mengatakan, selama libur Natal pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini, setiap hari kunjungan kira-kira 2.000 orang wisatawan.

“Kalau sekarang ini rata-rata 2.000-an orang, mulai ramai jam 4 sore ke atas ini mulai naik terus,” kata Ekwanto saat dihubungi wartawan, Sabtu (26/12/2020).

Baca juga: Abaikan Protokol Kesehatan, Wisatawan Bakal Diusir dari Taman Sari Yogyakarta

Dia membandingkan kenaikan libur panjang sebelumnya dengan libur panjang Natal dan Tahun Baru ini mengalami kenaikan. Biasanya saat libur panjang Malioboro dikunjungi sekitar 1500 orang, tetapi sekarang sudah mencapai angka 2000 orang.

“Malam masih ada kerumunan-kerumunan, kadang-kadang mereka lupa untuk menghindari kerumunan. Selain itu kesadaran juga masih kurang ini jadi tantangan untuk kita,” ujar Ekwanto.

Lanjut Ekwanto, selama libur natal dan tahun baru (Nataru) pihaknya melakukan berbagai sosialisasi terkait protokol kesehatan (prokes). Tidak hanya soal prokes pihaknya juga mensosialisasikan Malioboro kawasan tanpa rokok (KTR).

Baca juga: Malam Tahun Baru, Jalan Malioboro Dipastikan Dibuka untuk Kendaraan

“Kami sosialisasi terkait dengan KTR dan juga tentunya prokes. Kami membuat gate (pintu gerbang) di tiap zona,” kata Ekwanto.

Di setiap gerbang akan diberi thermo gun, yaitu alat untuk mengecek suhu tubuh pengunjung. Namun, hingga sekarang alat tersebut belum dipasang oleh pihaknya.

Ekwanto menjelaskan dalam pemasangan thermo gun pihaknya mengalami kendala. Yaitu kendala pada instalasi listrik.

“Sekarang masih terkendala dengan listrik satu dua hari ini mudah-mudahan bisa terpasang. Untuk memasang kabel dari bawah sedikit ada kendala,” ujar dia.

Thermo gun di sepanjang Malioboro berjumlah delapan unit. Disesuaikan dengan gerbang yang ada di Malioboro, yaitu delapan gerbang.

Ekwanto mengatakan, sekarang Malioboro dibagi dalam lima zona. Setiap zonanya dibatasi 500 pengunjung dalam satu waktu.

“Sebetulnya zona ada lima, tetapi gate yang ada di titik nol itu lokasinya terlalu luas sehingga tidak bisa mengakomodir. Kami optimalkan empat zona di Malioboro, gate itu di sisi timur dan barat,” kata dia.

Di lokasi lainnya, yaitu Taman Sari pengunjung sudah memadati area sejak pukul 11.00. Wisatawan antre hingga 25 meter kerumunan pun tidak bisa terhindarkan.

Koordinator Taman Sari Ridwan Syam mengatakan pihaknya kewalahan untuk mengatur wisatawan yang sedang antre membeli tiket masuk. Lantaran antrean yang panjang sehingga para wisatawan tidak menjaga jarak.

“Kasian petugasnya kalau harus teriak-teriak mengingatkan, kami berharap wisatawan memiliki kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan, seperti pakai masker, dan menjaga jarak,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com