Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami Lelah, Pasien Covid-19 Datang Silih Berganti"

Kompas.com - 26/12/2020, 12:47 WIB
Heru Dahnur ,
Khairina

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com- Hujan baru saja reda saat sejumlah petugas Wisma Karantina BKPSDM Bangka Belitung berbenah merapikan ruang kedatangan pasien.

Petugas harus terus menjalani aktivitas meskipun cuaca terasa dingin menghujam kulit.

Akhir-akhir ini para petugas nyaris tak punya waktu lowong karena setiap hari pasien terus berdatangan.

"Kadang kita baru mau makan, tiba-tiba ambulans datang. Sehingga kami menunda lapar dengan cara bersabar," ungkap Dwi (28), petugas karantina saat berbincang di ruang Wisma BKPSDM, Kamis (24/12/2020).

Baca juga: Kantongi Izin, Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose dari UGM Siap Dipasarkan

Dwi pada siang itu ditemani rekannya Ani (26). Mereka merupakan tenaga kesehatan yang diperbantukan sejak awal dibentuknya Satgas penanganan pandemi Covid-19.

"Awalnya tidak ada yang mau menjadi perawat di wisma karantina. Cuma kami bertiga. Itu pun berat sekali, keluarga mengikhlaskan kami bekerja di wisma ini. Sekarang total 8 orang perawat, tapi 2 lagi akan balik ke rumah sakit provinsi," ungkap Ani.

Jumlah tenaga kesehatan yang sangat minim membuat para perawat harus pintar mengatur waktu.

Dengan kekuatan 8 personel mengurusi 4 wisma yang menyebabkan tidak ada libur bagi mereka.

Ambulans pasien Covid-19 juga datang tak kenal waktu, ini mengakibatkan para perawat harus siap 24 jam ketika diperlukan.

Sebanyak 111 tempat tidur terisi penuh. Pasien yang selesai isolasi dengan cepat digantikan pasien yang baru masuk.

Dalam menjalankan tugasnya, para perawat tinggal di wisma dan memilih untuk tidak pulang agar tidak menularkan virus kepada anggota keluarga.

Ketika terjadi penurunan pasien, sebagian perawat diperbolehkan untuk pulang. Tapi angka penurunan tidak terjadi dalam 2 bulan belakangan.

"Kami jarang pulang, dan kalaupun diizinkan pulang anak-anak pengen meluk, makanya saya kalau pulang nyelinap ke belakang untuk mandi dulu baru kumpul sama anak-anak," ungkapnya.

Perawat ini mengaku jika pasien banyak, mereka hanya bisa melakukan video call sebagai bentuk semangat dari keluarga.

"Kasihan anak saya masih kecil malah tak bisa dapat perhatian ibunya," ucap Ani.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak, Epidemiolog: Kita Bisa Dapat Kado Tahun Baru yang Dahsyat

Para perawat meminta agar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) segera diberlakukan di Bangka Belitung dengan harapan dapat memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 dan mengurangi beban para perawat.

"Kami kadang merasa capek, tenaga kesehatan kurang. Kami hanya berdelapan. Kami enggak kuat, enggak ada libur. Dengan kebutuhan pasien yang banyak. Enggak enak Bu, susah ketemu keluarga, jaga jarak sama anak, tiap hari anak nanya, kita bingung jawabnya. Hari ini sudah bilang besok pulang, kalau besok saya belum bisa pulang, saya jawab apa sama anak saya," timpal Dwi.

Sementara itu, Koordinator Keperawatan Wisma Karantina, Sayang Permatasari mengutarakan, masyarakat di luar masih tidak peduli dengan virus Covid-19.

Hal demikian terlihat dari masih banyaknya warga yang abai dalam menerapkan protokol kesehatan.

Bahkan tempat keramaian bisa ditemukan di setiap sudut kota.

"Tidak perlu jauh memikirkan orang lain, cukup peduli terhadap dirinya sendiri. Pasien diisolasi 10 hari ruang gerak dan akses sosialnya dibatasi. Tidak hanya fisik tapi menjadi tekanan untuk psikis," pesannya.

Kondisi demikian menjadi perhatian Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) yang dipimpin Melati Erzaldi.

Saat mengunjungi wisma karantina, Melati mengaku bisa merasakan keadaan para tenaga kesehatan yang bertugas selama pandemi sehingga jarang bertemu anak-anak.

"Saya sebagai ibu paham sekali apa yang ibu-ibu rasakan, anak saya bertanya ‘kapan pulang?’, tapi saya masih belum punya jawabannya. Berat sekali rasanya. Padahal anak-anak saya sudah besar, saya enggak kebayang kalau harus ninggalin anak-anak pas masih kecil. Tentu ini jadi beban," ujar Melati.

Istri Gubernur Bangka Belitung tersebut berjanji untuk mendukung kesejahteraan tenaga kesehatan yang telah berjuang dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Kesejahteraan nakes perlu ditingkatkan," ujar Melati.

Hingga 24 Desember 2020 pasien terkonfirmasi positif corona di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 1.869 kasus. Sebanyak 1413 pasien dinyatakan sembuh, 29 meninggal dunia dan yang lainnya dalam perawatan.

Selain wisma BKPSDM, karantina juga dilakukan di wisma asrama haji serta sejumlah rumah sakit rujukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com