Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Anak Guru Besar Diduga Disiram Air Keras Saat Bersepada, Celana Rusak, Sempat Dikira Kena Rokok

Kompas.com - 26/12/2020, 08:28 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Anak perempuan Guru Besar UGM Prof Budi Wignyosukarto diduga disiram air keras saat bersepeda pada Kamis (24/12/2020).

Hari itu, sang putri sedang bersepeda bersama ayahnya dan mereka berencana ke Borobudur menuju ke jalan Magaleng.

Saat itu Budi berada di depan sementara putrinya berada di belakangnya. Ketika melintas sekitar Masjid Suciati, Sleman, tiba-tiba anaknya berteriak kesakitan.

Baca juga: Putrinya Diduga Disiram Air Keras Saat Bersepeda, Guru Besar UGM: Luka Bakar, Celananya Rusak

“Kejadiannya kemarin pagi pukul 05.40 jadi saat itu, anak saya dan saya mau bersepeda ke Borobudur menuju jalan Magelang. kejadiannya di sekitar Masjid Suciati saat itu jalanan sepi,” kata Budi saat dihubungi, Jumat (25/12/2020).

Budi yang melaju di depan langsung behenti mendengar teriakan anaknya. Saat dicek, anaknya mengaku merasa terbakar di bagian paha kanan.

“Anak saya teriak dan saya berhenti lalu anak saya datang bilang kalau merasakan panas di sekitar paha kanannya,” kata dia.

Baca juga: Anak Guru Besar UGM Diduga Jadi Korban Penyiraman Air Keras Saat Bersepeda

Budi sempat berpikir anaknya terkena puntung rokok yang dilempar pengendara motor karena sempat ada motor yang melintas di dekatnya.

Saat itu ia melihat ada bekas seperti terbakar dengan bentuk memanjang. Budi menduga anaknya disemprot air keras.

"Anak saya pikir waktu itu ada orang yang tidak sengaja melempar rokok karena ada sepeda motor di dekatnya. Tapi setelah dilihat ada bekas seperti terbakar bentuknya agak memanjang. Menurut saya seperti disemprotkan air keras," ungkapnya.

Baca juga: Suami Cemburu, Istri Disiram Air Keras Saat Tidur hingga Wajahnya Melepuh

Celana rusak dan kulit mengelupas

Budi mengatakan saat kejadian, kondisi jalan terlihat sepi. Ia dan anaknya mengaku tidak tahu siapa pelakunya.

Namun, Budi menceritakan sebelum putrinya berteriak kesakitan, ada satu motor yang berjalan pelan di samping anaknya.

Pengendara motor tersebut menggunakan jaket gelap berwarna coklat tua. Namun mereka tidak mengetahui jenis motor yang dinaiki.

Baca juga: Polisi Belum Terima Laporan Penyiraman Air Keras di Sleman, tapi Penyelidikan Berjalan

“Orangnya naik motor, setelah anak saya kena orang tersebut tidak lari tetapi tetap pelan seperti tidak terjadi apa-apa,” ujar dia.

Menurut Budi, putrinya mengalami luka bakar dan celananya rusak seperti terbakar.

Mereka kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sleman.

Baca juga: 3 Pesepeda di Sleman Diduga Disiram Air Keras Saat Gowes

"Luka bakar di paha kanan kulitnya mengelupas tidak sampai parah. Kemudian celananya rusak seperti terbakar. Kami juga setelah kejadian sudah lapor Polres (Sleman)," jelasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah saat dikonfirmasi mengatakan, kasus ini masih dalam proses penyelidikan.

"Sementara masih proses penyelidikan," kata Deni melalui pesan singkat.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com