Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Batasi Uji PCR, Sampel Swab Menumpuk di Dinkes Purbalingga

Kompas.com - 25/12/2020, 15:35 WIB
Iqbal Fahmi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PURBALINGGA, KOMPAS.com- Sampel tes usap pasien Covid-19 dan warga yang kontak dengan pasien Covid-19 telah menumpuk di Gedung Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Sampel tersebut masih menunggu antrean uji polymerase chain reaction (PCR) di sejumlah rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, Hanung Wikantono mengatakan, terpaksa menyimpan sampel tes usap karena kuota uji laboratorium yang diberikan sejumlah rumah sakit dibatasi.

Baca juga: Pelanggar Protokol Kesehatan di Purbalingga Disanksi Masuk Keranda Mayat

Hanung menyebut, saat ini hanya mendapat kuota sebanyak 100 sampel untuk diuji di laboratorium Rumah Sakit Margono Soekarjo (RSMS) Purwokerto.

Sementara rumah sakit di Purbalingga, Dinkes mendapat jatah 100 sampel.

“Artinya, Purbalingga hanya bisa mengirim 200 sampel ke laboratorium RSMS Purwokerto sebagaimana yang dirujuk oleh Dinas Kesehatan provinsi Jateng. Dengan pengiriman yang terbatas ini, otomatis sampel di Dinkes sudah menumpuk, dan kami khawatirkan tempat penyimpanan sampel tidak mencukupi,” katanya, Rabu (23/12/2020).

Hanung mengungkapkan, jatah 100 sampel ke rumah sakit tersebut dianggap sangat minim.

Pasalnya, tak henti-hentinya setiap hari Dinkes mendapat kiriman sampel dari 22 Puskesmas di Kabupaten Purbalingga.

Baca juga: Tiga Anggota DPRD Purbalingga Positif Covid-19, Diduga Terpapar Saat Bepergian ke Jawa Barat

Jika terus demikian, lanjut Hanung, dikhawatirkan tempat penyimpanan sampel swab tidak cukup menampung hasil tracing dan testing warga.

“Hasil tes lab PCR bisa kami dapatkan setelah lima sampai tujuh hari setelah sampel dikirim. Sementara, masyarakat khususnya yang diambil sampelnya ingin hasilnya cepat diketahui. Ini tentunya menjadi kendala bagi kami. Inginnya kami cepat, dan orang yang telah diambil sampelnya melakukan isolasi dulu sebelum hasilnya keluar,” kata Hanung.

PCR diganti rapid test antigen

Untuk mengatasi hal ini, Dinas Kesehatan berencana untuk mengganti PCR menjadi hanya rapid test antigen terhadap pasien Covid-19 dan tracing sampel lanjutannya.

“Kami masih mempertimbangkan mengadakan rapid test antigen agar hasilnya bisa segera diketahui. Jadi masyarakat yang telah diambil sampelnya bisa langsung tahu dan mengambil langkah isolasi jika hasilnya reaktif,” ujarnya.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, lamanya waktu untuk mengetahui hasil tes PCR menjadi permasalahan serius yang perlu diatasi.

Baca juga: Istri Positif Covid-19, Suami Bupati Purbalingga: Alhamdulillah Hasil Swab Saya Negatif

“Bisa saja yang sudah diambil sampel swab-nya jalan-jalan dan melakukan kontak dengan orang lain. Jika nantinya dia hasilnya negatif, tidak masalah, tetapi jika hasilnya positif, ini tentu yang semakin menambah banyak kasus Covid di Purbalingga,” kata Tiwi.

Tiwi menyetujui rencana Dinkes dan Puskesmas yang akan melakukan rapid test antigen guna mempercepat hasil dari sampel yang diambil.

“Apalagi menjelang libur natal dan tahun baru nanti, diperkirakan akan banyak pendatang. Kami juga meminta, pendatang dan wisatawan yang masuk ke Purbalingga juga harus menjalani rapid test antigen. Ini semata-mata untuk mencegah penyebaran Covid,” katanya.

Baca juga: Bupati Purbalingga Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Staf Pribadi

Dari laman corona.purbalinggakab.go.id, diketahui jumlah kasus positif corona di Purbalingga, Jumat (25/12/2020) mencapai 2.542 orang.

Sebanyak 914 pasien menjalani karantina mandiri di rumah. Sedangkan 275 pasien dirawat di rumah sakit.

Dari jumlah tersebut, total telah ada 92 pasien yang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com