Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara 5 Siswa Injak Rapor di Titkok, Menyesal hingga Sempat Akan Dikeluarkan dari Sekolah

Kompas.com - 24/12/2020, 09:29 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video Tiktok 5 siswi SMP menginjak rapor, viral di media sosial.

Pembuat video tersebut adalah siswi SMPN 1 Suele, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang baru 6 bulan duduk di bangku kelas 7. Mereka adalah BB, SI, Fn, Mr, dan Rn.

Setelah video tersebut viral, pihak sekolah memanggil wali murid pada Senin (21/12/2020).

Para wali murid kemudian diberitahu bahwa sekolah memberi sanksi bagi para siswa yang membuat video tersebut untuk tak bersekolah di tenpat itu lagi.

Baca juga: Ombudsman dan Dikbud Pastikan 5 Siswa TikTok-an Injak Rapor Aman Kembali Bersekolah

Raehan salah satu wali murid mengaku kaget dan bercerita anak-anak histeris karena tak menyangka akan dikeluarkan sekolah.

"Kami dikumpulkan dan dijelaskan bahwa anak kami membuat TikTok yang menginjak injak rapor sekolah, dan karena perbuatan itulah mereka dikeluarkan. Anak-anak teriak histeris tidak menyangka kalau harus dikeluarkan dari sekolah," jelas Raehan.

Hal senada juga dijelaskan oleh Anun (37) salah satu wali murid. Ia mengatakan anaknya tak berhenti menangis serelah dikeluarkan oleh pihak sekolah.

Baca juga: Video 5 Siswi Injak Rapor, Pentingnya Pendidikan Bijak Bermedia Sosial bagi Remaja

"Kenapa kesalahan anak saya ini, dia itu korban HP. Mestinya dinasihati dulu baru dikeluarkan. Apa tidak ada kebijakan lain? " kata Anun.

Sementara itu salah satu siswa mengaku membuat video tersebut karena kesal nilai mereka turun setelah sekolah daring. Padahal mereka adalah juara kelas.

"Saya sedih, ingin sekolah di sana lagi. Kami menyesal, kami salah. Waktu itu kami kecewa dengan nilai yang tidak memuaskan, kami menyesal, kami salah," kata salah satu siswi yang dikeluarkan.

Baca juga: Fakta Baru 5 Siswi SMP Injak Rapor di TikTok, Mengaku Menyesal, Batal Dikeluarkan dari Sekolah

Dianggap tak menghargai guru

Ilustrasi guru, Hari Guru NasionalShutterstock Ilustrasi guru, Hari Guru Nasional
Sementara itu Ahmad Riadi Ahyar, guru Bahasa Inggris SMPN 1 Suela mengatakan video TikTok yang dibuat oleh lima siswi tersebut adalah bentuk menghinaan pada sekolah dan tidak menghargai guru yang telah susah payah mengisi rapor.

Ahyar mengatakan, para guru tak berani salah menulis nilai di rapor karena tidak boleh ada tipe-x (coretan penghapus).

"Mereka itu sungguh keterlaluan, tidak hormat pada kami guru-gurunya, tidak menghargai bagaimana kami mengisi rapor dengan susah payah sampai tengah malam demi mereka, agar tidak ada kesalahan, mereka malah injak-injak rapornya di video TikTok," kata Ahyar.

Ia mengaku sangat emosi ketika melihat video TikTok 5 siswinya menginjak-injak rapor.

Baca juga: Ini Penyebab Sekolah Batal Keluarkan 5 Siswa yang Bikin Video TikTok Injak Rapor

"Lihat ini, masak mereka tega mengunggah video seperti ini, kami sangat kecewa. Apalagi kami tahu video itu viral pasca-pambagian rapor jam 12.30 Waktu Indonesia Tengah, dan dibuat oleh siswi-siswi kami," kata Ahyar sambil menunjukkan 4 video berdurasi 12 hingga 14 detik itu di ponselnya.

Ahyar bercerita sempat menanyakan langsung kepada para siswi motif mereka membuat video TikTok tersebut.

"Mereka mengatakan tidak ada yang menyuruh, semua inisiatif sendiri dan hanya iseng tidak ada tujuan lain. Tapi sudah diputuskan mereka harus keluar," katanya.

Baca juga: Pengakuan Siswi SMP yang Injak Rapor di TikTok: Menyesal dan Malu, Mau Minta Maaf Sama Guru

Diminta untuk mencari sekolah lain

Ilustrasi sekolah virtual untuk anak putus sekolah yang digagas Pemprov Jateng.DOK. Humas Pemprov Jateng Ilustrasi sekolah virtual untuk anak putus sekolah yang digagas Pemprov Jateng.
Ahyar mengatakan hasil rapat dewan guru memutuskan bahwa kelima siswi yang baru 6 bulan duduk di kelas 7 sekolah itu akan dikembalikan kepada orangtuanya.

"Kita simpulkan bahwa kelimanya akan kita kembalikan pada orangtua dan diminta mencari sekolah lain, tidak boleh lagi bersekolah di sini. Bukan dipecat, tetapi kita keluarkan, karena identitas sekolah ini sudah diinjak-injak," tegas Ahyar.

Ia mengatakan, pihak sekolah akan membantu memfasilitasi jika mereka membutuhkan surat keterangan telah menjalani 1 semester selama pandemi ini dengan proses belajar daring.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com