Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020, Puluhan Ribu Babi Mati, Pembunuhan Hakim PN Medan hingga Banjir di De Flamboyan

Kompas.com - 23/12/2020, 10:30 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

3. Anggota DPRD Kota Medan: mana Corona biar kutelan...

Seorang anggota DPRD Kota Medan bernama Edi Saputra terlibat cekcok dengan polisi saat menjenguk jenazah rekannya, pasien PDP Corona yang meninggal dunia.

Cekcok terjadi saat anggota DPRD tersebut ingin masuk ke rumah duka di Jalan Air Bersih Medan, Senin (30/3/2020), dan menjadi viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, anggota DPRD tersebut menyebut prosedur yang dijalankan polisi untuk menangani jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) corona atau Covid-19 berinisial SA itu salah.

Kepada seseorang berpakaian coklat dan berpeci, Edi mengatakan, dirinya sebagai anggota DPR tidak takut mati.

"Posisi berdiri pun bisa mati. Kalau mati bang, kan aku yang mati. Anggota DPR aku bang, enggak takut aku mati. Kutelan pun virus itu," katanya.

Menurut dia, tidak perlu berlebihan dan tidak semestinya seperti tidak beragama karena orang berdiri atau tidur pun orang bisa mati.

"Aku anggota DPR tak takut mati aku, Bang. Dijamin negara aku. Mana virusnya biar kutelan sekarang. Mana corona itu biar kutelan, mana," katanya.

4. Ayah ibunya dipenjara, balita dianiaya paman dan bibinya

Seorang balita di Medan, Sumatera Utara, mengalami pengalaman yang menyedihkan. Anak yang baru berusia 4 tahun itu harus terpisah dari orangtuanya.

Ayah dan Ibunya dipenjara karena terjerat kasus narkoba. Korban dianiaya oleh paman dan bibinya.

Badan balita tersebut sampai lebam akibat penganiayaan. Tak cuma itu, balita tersebut sering tidak diberi makan.

"Anak itu dianiaya sama paman dan bibinya. Tempat dia tinggal di situ. Orangtuanya dipenjara karena kasus narkoba. Dia sering dianiaya," kata Kapolsek Sunggal Kompol Yasir Ahmadi saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (23/10/2020).

Awal mula terungkap Kesedihan yang dialami balita tersebut baru terungkap setelah para tetangganya curiga. Selama ini, balita tersebut jarang diizinkan keluar rumah.

Namun, suatu ketika anak tersebut berhasil keluar rumah saat pamannya pergi berbelanja dan bibinya sedang berada di belakang rumah. Bocah tersebut mengalami kehausan dan meminta minum kepada tetangganya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com