Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raih Kalpataru 2020, Bukti Kukuhnya Masyarakat Dayak Punan Menjaga Hutan Adat

Kompas.com - 23/12/2020, 06:42 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Dibantu LSM lawan korporasi sawit dan batu bara

Selain tekat dan keyakinan masyarakat adat Punan dalam kelestarian hutan, mereka juga memiliki lembaga yang mendukung mereka untuk terus menjaga warisan alam untuk generasi mereka.

Lembaga Pemerhati dan Pemberdayaan Masyarakat Adat Dayak Punan Adiu (LP3M). Lembaga ini selalu memberikan pendampingan, masukan serta advokasi, saat ancaman eksplorasi sawit serta tambang batu bara terus gencar merayu masyarakat agar menjual tanah mereka.

Direktur LP3M Niko Boro menuturkan, LP3M didirikan pada 27 Juni 2005 untuk merespon aneksasi 1 juta hektar lahan sawit oleh gubernur Kalimantan Timur.

Niko menjelaskan, LP3M tidak serta merta menolak keberadaan sawit, akan tetapi eksploitasi itu, akan membuat orang Punan mati karena mereka sangat bergantung pada hutan.

"Sebelum LP3M berdiri, masyarakat Punan sendirian berjuang menjaga hutan, saat itu, ada areal hutan yang diplot Pemda untuk perkebunan kayu kertas, itu sekitar 2006, disitu juga ada izin kebun sawit, kita buat seminar merespon tanaman sawit skala besar yang berdampak ke hutan, kita semua sepakat menolak itu," kata Niko.

Baca juga: Indonesia Berpotensi Simpan 17 Persen Karbon Biru Dunia

Hutan adalah air susu ibu, urat nadi dan jantung

Niko mengatakan, masyarakat Dayak Punan Adiu adalah pemburu peramu yang masih tersisa di Borneo, mereka memiliki ketergantungan erat dengan hutan bahkan hutan adalah urat nadi dan jantung mereka.

Di kabupaten Malinau, selain Punan, ada 10 sub suku dayak, masing masing, Dayak Lundayeh, Dayak Kenyah, Dayak Belusu, Dayak Habai, Dayak Saben, Dayak Kayan, Tidung, Dayak Tingalan, dan Dayak Tahol.

Diantara semuanya, Dayak Punan dikatakan salah satu suku yang, menjiwai hutan. Mereka mengumpamakan hutan sebagai seorang ibu yang memberikan ASI untuk menghidupi anaknya.

Dayak Punan memiliki filosofi ‘’Lunang t’lang ota’ ine’ yang berarti, hutan adalah Air Susu Ibu.

"Jadi saya pernah diundang Kompas TV dulu tahun 2016, saya katakan di sana, kalau mau menghancurkan masyarakat Punan itu mudah, babat hutannya, mereka tidak akan hidup," katanya.

Baca juga: Kisah Maria Sang Dokter Rimba, Ambil Alih Tugas Dukun Hantu Pedalaman Jambi (3)

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com