Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Polisi Berpangkat AKBP Terima Uang Pelicin Penerimaan Bintara, Dijerat Pasal Berlapis | "Saya Kaget Dibilang Positif Covid-19 karena Tidak Merasa Sedang Sakit"

Kompas.com - 23/12/2020, 05:45 WIB
Pythag Kurniati

Editor

 

2. Ganjar: kalau enggak bisa rapid antigen lebih baik enggak pulang

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mewajibkan pendatang untuk melakukan rapid test antigen sebelum masuk ke wilayahnya.

Aturan diterapkan sejak 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021.

Ganjar mengatakan masyarakat lebih baik tidak mudik jika tidak bisa memenuhi persyaratan itu.

"Kita itu kan ingin menyelamatkan mereka dan menyelamatkan orang yang mau didatangi itu aja sebenarnya," kata Ganjar.

"Kesadaran itu yang butuh orang paham. Kalau anda ngeyel kan tidak pernah tahu anda itu sakit atau enggak. Nah kita minta masyarakat untuk melakukan itu kita mewajibkan itu (rapid test antigen). Kalau enggak bisa lebih baik enggak pulang," lanjut dia.

Pemprov Jateng juga akan terjun ke masyarakat untuk melakukan rapid test antigen secara acak di 11 check point.

Baca juga: Masuk Jateng Wajib Rapid Test Antigen, Ganjar: Kalau Enggak Bisa, Lebih Baik Enggak Pulang

3. Mantan TKI raup omzet jutaan rupiah dari bonsai kelapa

BONSAI—Zainuri, mantan pekerja migran (TKI) Malaysia menunjukkan bonsai kelapa yang dikembangkannya selama pandemi covid-19. Warga Desa Candi Mulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun berhasil merintis usaha bonsai kelapa dengan menjual enam hingga tujuh buah setiap bulannya.KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI BONSAI—Zainuri, mantan pekerja migran (TKI) Malaysia menunjukkan bonsai kelapa yang dikembangkannya selama pandemi covid-19. Warga Desa Candi Mulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun berhasil merintis usaha bonsai kelapa dengan menjual enam hingga tujuh buah setiap bulannya.
Sepulang merantau sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Zainuri (48) memilih berbisnis bonsai kelapa.

Warga Desa Candi Mulyo, Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun, Jawa Timur itu mampu meraup omzet jutaan rupiah dari bonsai.

Zainuri mengaku sudah menjajal bisnis itu sampai tiga kali namun gagal.

Bermodalkan belajar otodidak lewat Youtube dan Facebook, Zainuri kini bisa mencukupi kebutuhan keluarga dari bonsai kelapa.

Dia memanfaatkan halaman rumah untuk menanam pohon dengan media tanam stoples atau pot.

Hasilnya, bonsai bisa dijual seharga Rp 120 ribu sampai Rp 400 ribu.

Ia pun meraup keuntungan hingga jutaan rupiah per bulan.

"Awalnya, dua sampai tiga kali saya gagal mengembangkan usaha ini karena saya tidak memiliki pengalaman. Tapi saya terus mencoba belajar secara otodidak dan akhirnya berhasil," kata dia.

Baca juga: Tak Ada Pekerjaan Sepulang Merantau, Mantan TKI Kini Punya Bisnis Bonsai Beromzet Jutaan Rupiah

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com