Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Keluarga Setahun Tinggal di Tenda Terpal di Pandeglang, Ini Penjelasan Pemerintah

Kompas.com - 22/12/2020, 17:46 WIB
Acep Nazmudin,
Khairina

Tim Redaksi

PANDEGLANG, KOMPAS.com - Suryadi (43) bersama istri dan dua anaknya terpaksa tinggal di tenda terpal setelah rumahnya hancur diterjang badai. Kondisi ini sudah berlangsung selama satu tahun.

Suryadi mengaku tidak ada pilihan, lantaran gaji dari pekerjaannya sebagai kuli serabutan tidak cukup untuk membangun rumah, untuk makan saja kadang kurang.

Untuk tambahan makan sehari-hari, kata Yadi, kadang dapat bantuan dari pemerintah, seperti beras dan lauk-pauk

Namun, dia berharap lebih, pemerintah membantu membangun rumahnya.

"Kalau ada berharap bisa dibangun rumahnya, karena dari nguli hanya cukup untuk makan saja, itupun kadang dapat kadang enggak," kata dia saat ditemui wartawan, Senin (21/12/2020).

Baca juga: Tambah 36 Ruang Isolasi dan Siapkan HCU, RSUD Kardinah Tegal Bongkar Tenda Screening

Awal mulanya, kata Yadi, dia tinggal di rumah permanen di dekat lokasi tenda terpal sekarang. Namun rumahnya hancur dihempas angin badai sekitar tahun lalu.

Untuk membangun rumahnya kembali, dia tidak ada biaya, sehingga memilih membangun tenda di tanah kosong milik keluarga besarnya di Kampung Kadu Malam, Desa Sukamanah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.

Di tenda berukuran kurang lebih 5x5 meter tersebut, Yadi dam keluarga menjalankan aktivitas sehari-hari seperti keluarga lainnya, dari mulai tidur, masak hingga ibadah.

Kecuali untuk mandi dan buang air, harus ke sungai lantaran belum ada fasilitas MCK.

 

Rumah dibangun kembali

Kepala Desa Sukamanah, Lamri, mengatakan, pihaknya sudah mengusahakan untuk mengajukan pembangunan rumah ke pemerintah daerah. Namun, terhambat oleh status tanah yang ditinggali oleh Yadi.

"Sudah sering diajukan, tapi masalah di tanahnya belum jelas, kemarin-kemarin sedang diurus," kata Lamri saat dikonfirmasi.

Namun saat ini, kata Lamri, urusan tanah sudah selesai dan rumah Yadi sudah dibangun dengan bantuan pemerintah melalui Dinas Sosial dan swadaya masyarakat.

Baca juga: Tenda Terendam Air Hujan, Ribuan Pengungsi Erupsi Gunung Ile Lewotolok Direlokasi

Kata dia, rumah yang dibangun memang tidak besar, namun yang terpenting adalah lebih layak dibanding dengan tinggal di tenda terpal.

Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang, Nuriah, menjelaskan, rumah Yadi tidak bisa masuk ke dalam program bantuan rumah layak huni (RTL) lantaran tanahnya bukan milik sendiri.

Dari pihak pemerintah, kata dia, sudah membantu dana sebesar Rp 5.000.000 untuk pembangunan rumah Yadi. Sisanya, dia menyerahkan kepada pihak camat dan kepala desa hingga Koramil untuk swadaya membantu.

Nuriah juga memastikan jika Yadi merupakan keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com