Warganet dihebohkan dengan beredarnya informasi sebuah jembatan bambu senilai Rp 200 juta yang ada di Kabupaten Ponorogo.
Terkait dengan itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Ponorogo, Jamus Kunto pun angkat bicara.
Kata Jamus, awalnya warga meminta jembatan yang menghubungkan dua desa di Ponorogo tersebut direhab.
Jembatan itu, sambungnya, posisinya rendah dan memicu banjir saat air sungai meluap. Selain itu jembatan itu hanya hanya memiliki lebar 2 meter.
Setelah menerima usulan warga, Bappeda meminta DPUPR menghitung kebutuhan anggaran pembangunan jalan tersebut.
Kemudian, setelah dihitung kebutuhan anggaran untuk rehab jembatan tersebut membutuhkan dana sekitar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta. Namun, anggaran yang tersedia Rp 200 juta.
Anggaran itu, sambungnya, kemudian digunakan untuk pembagunan pondasi jembatan sebelah kanan dan kiri. Untuk lantainya warga inisiatif patungan.
“Pembangunan jembatan itu merupakan aspirastif dari legeslatif desa setempat. Pembangunan jembatan itu atas permintaan warga karena kondisi jembatan sudah lama,” kata Jamus yang dihubungi Kompas.com, Jumat (18/12/2020).
Baca juga: Heboh Jembatan Bambu Senilai Rp 200 Juta, Ini Penjelasan Pemkab Ponorogo
Di usia yang tak lagi mudah, Mbah Wiryo masih setia untuk membunyikan lonceng di kapel, istilah warga untuk gereja kecil, dengan nama Santo (ST) Lukas Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (19/12/2020).
“Saya membunyikan lonceng tiga kali sebagai peringatan bagi warga dusun bahwa ini jam sembahyang,” kata Toddea Wakiyah Wiryorejo (94), lansia yang memukulkan lonceng itu, Sabtu tengah hari. Semua percakapan itu berlangsung dalam bahasa Jawa.
Kata Mbah Wiryo, ia merupakan generasi ketiga pemukul lonceng pada kapel ST Lukas Kajoran.
Awalnya, Barnabas Sarikromo atau Sariman, mertuanya, kemudian Rafaael. Rafael merupakan suami dai Mbah Wiryo.
Mbah Wiryo mengatakan, suaminya meninggal sekitar tahun 1980-an. Sejak itu, ia yang mengganti memukul lonceng hingga sekarang.