Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Suara Lonceng Kapel Santo Lukas di Kulon Progo Berdentang...

Kompas.com - 20/12/2020, 16:21 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Bunyi lonceng Kapel Santo Lukas Kajoran setiap hari terdengar oleh warga di Desa Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Suaranya pun terdengar hingga jauh dan mengingatkan warga umat Katolik setempat untuk berdoa di tengah kesibukan mereka.

"Mengingatkan warga untuk berdoa. Ini membuat haru,” kata Ketua Lingkungan Santo Lucas, Agustinus Sutrisno, Sabtu (19/12/2020).

Baca juga: Kapasitas Gereja di Kota Malang Saat Misa Natal Dibatasi, Pesta Kembang Api Dilarang

Di balik suara lonceng itu, ada sosok Mbah Wiryo yang memiliki nama lengkap Toddea Wakiyah Wiryorejo (94).

Setiap hari, Mbah Wiryo memukul lonceng kapel tersebut untuk mengingatkan warga umat Katolik untuk berdoa.

Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.

“Saya membunyikan lonceng tiga kali sebagai peringatan bagi warga dusun bahwa ini jam sembahyang,” katanya saat ditemui Kompas.com, Sabtu (19/12/2020).

Mbah Wiryo menuturkan, dulu suaminya, Rafael Sudarno Wiryorejo (Rafael), yang bertugas memukul lonceng itu.

Namun setelah suaminya meninggal, Mbah Wiryo mengambil alih tugas itu hingga sekarang.  Sebelum suaminya, tugas itu dilakukan mertuanya, Barnabas atau Sariman. 

“Sehari tiga kali dengan patokan jam, jam enam, jam 12 sing dan enam sore. Saat sore ketika sudah gelap. Tergantung terang atau sudah gelap,” kata Mbah Wiryo.

Baca juga: Warga Desa di Kulon Progo Sudah Berani Makamkan Orang yang Meninggal karena Covid-19

 

Menyentuh hati...

Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.

Kesetiaan Mbah Wiryo terhadap tugas membunyikan lonceng kapel Santo Lukas Kajoran menyentuh sejumlah hati warga.

Salah satunya Paulus, yang mengaku tugas itu adalah sebuah perjuangan dan tak semua orang akan mampu melakukannya.

“Itu perjuangan agar umat lingkungan selalu semangat berdoa. Saya rasa niat dan perjuangan Mbah Wiryo ini hebat sekali, terlebih mengingat usia seperti dia masih semangat,” kata Paulus, warga setempat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Sutrisno. Dirinya mengapresiasi apa yang dilakukan Mbah Wiryo bagi umat Katolik di Kajoran.

“Kondisi sepuh tapi setia bangun pagi siang sore meluangkan waktu untuk membunyikan lonceng," katanya.

Seiring waktu, lonceng dibunyikan tak hanya untuk mengingatkan sudah waktu bersembahyang, tetapi juga untuk memberitahujan ada warga yang meninggal.

Baca juga: Kesaksian Nenek 2 Bocah Korban Penculikan: Sejak Bayi Saya Asuh, Orangtuanya Bercerai

Cerita di balik lonceng Kapel Santo Lukas

Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.KOMPAS.COM/DANI JULIUS Mbah Wiryo, panggilan warga pada nenek Wakiyah (94), di Pedukuhan Kajoran, Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Puluhan tahun membunyikan lonceng penanda waktu berdoa umat Katolik yang berada di salah satu sisi Bukit Menoreh.

Seperti diberitakan sebelumnya, menurut Mbah Wiryo, lonceng di Kapel Santo Lukas Kajoran didatangkan dari Belanda sekitar tahun 1929.

Saat itu bersamaan dengan pembangunan tempat ziarah umat Katolik Sendangsono.

Lonceng itu diterima oleh Barnabas. Lalu, bersama umat Katolik di Kajoran, lonceng itu dibawa dengan cara dipikul hingga sampai rumah Barnabas di bukit.

Sesampainya di rumah Barnabas, lonceng itu digantungkan di pohon asam di depan rumahnya.

Baca juga: Usia Hampir Seabad, Mbah Wiryo Masih Setia Bunyikan Lonceng Gereja Saban Hari

Lonceng dibunyikan saat akan ada kegiatan ibadah yang digelar di rumah kayu berdinding anyaman bambu atau gedhek di sebelah rumah Barnabas.

Pada tahun 1985, Kapel Santo Lukas berdiri secara permanen. Lonceng itu pun dipindah dan ditempatkan di sudut kiri kapel.

Pada lonceng Kapel Santo Lucas Kajoran terdapat tulisan huruf latin ejaan lama.

Tulisannya sedikit pudar “Sembah Baktinipoen Aanah Djawi Oegi - Dewi Mariah”.

Tulisan lain tampak pula di bawahnya namun lebih sulit terbaca. Sebuah relief kecil bentuk mirip Bunda Maria tampak pada dinding genta. Selain itu, ada tulisan tahun ‘1928’ pada badan genta.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com