Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Bungker Milik Terduga Teroris Jamaah Islamiyah Upik Lawanga

Kompas.com - 20/12/2020, 14:15 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Polisi menemukan bungker milik salah satu terduga teroris dari kelompok Jamaaah Islamiyah (JI), Taufik Baulaga alias Upik Lawanga.

Bungker berukuran lebih kurang 3x2 meter dengan kedalaman 3 meter itu lokasinya jauh dari permukiman warga Seputih Banyak, Lampung.

"Jauh dari keramaian masyarakat, ini modus untuk menutupi kegiatan tersangka," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Sabtu (19/12/2020).

Berikut ini fakta lengkapnya: 

Baca juga: Sosok Upik Lawanga Tokoh JI yang Sehari-hari Jualan Bebek, Disebut Profesor karena Ahli Membuat Bom

1. Lokasi terpencil 

Kabid Humas Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad dan Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri saat meninjau rumah tersangka Upik Lawanga di Lampung Tengah, Sabtu (19/12/2020)KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Kabid Humas Polda Lampung, Zahwani Pandra Arsyad dan Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri saat meninjau rumah tersangka Upik Lawanga di Lampung Tengah, Sabtu (19/12/2020)

Dari pantauan wartawan Kompas.com, rumah Upik berada sekitar lima kilometer dari Jalan Raya Seputih Banyak, tepatnya di berada di Desa Sri Bawono, Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah.

Setelah memasuki jalan desa, rumah berdinding bata milik Upik Lawanga itu ditemukan di tepi sawah.

"Lokasi rumah tersangka Upik Lawanga ini jauh dari keramaian. Jarak dengan tetangga terdekat sekitar 100 meter," kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad (Pandra) di lokasi, Sabtu (19/12/2020).

Baca juga: Buronan Teroris Bom Bali I yang Ditangkap di Lampung Dibawa ke Jakarta Hari Ini

2. Di area dapur

Sementara itu, lokasi bungker diketahui berada di area dapur. Lalu, pintu masuk ke dalam bungker tampak ditutupi terpal hitam. 

"Bungker-nya di belakang rumah, disembunyikan dengan terpal hitam. Pintu masuk bungker hanya berukuran kecil," kata Pandra.

Seperti diketahui, Densus 88 menemukan bungker tersebut setelah menangkap buronan sejumlah kasus aksi terorisme di Indonesia.   

Baca juga: Warga Lampung Tengah Pernah Liat Terduga Teroris di Poster DPO, tapi Tak Melapor

 

3. Merakit senjata dan bom

Ilustrasi senjata rakitanKOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI Ilustrasi senjata rakitan

Selain untuk bersembunyi, bungker tersebut diduga kuat untuk merakit senjata api.

Hal ini diperkuat dengan informasi dari polisi soal keahlian Upik dalam merakit senjata dan bom.

Menurut polisi, Upik Lawanga dikenal memiliki julukan "profesor" karena kemampuannya tersebut.

Selain itu, Upik juga mampu mempelajari karakteristik wilayah saat membuat bom.

Baca juga: Bungker Tokoh Jamaah Islamiyah Digenangi Air, Diduga Jadi Tempat Merakit Senjata

4. Genangan air

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad.KOMPAS.com/TRI PURNA JAYA Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad.
Pandra menjelaskan, kondisi di dalam bungker ada genangan air setinggi lutut.

Diduga kuat bungker itu sengaja digenangi air untuk kepentingan tersangka menguji senjata yang telah dirakit.

"Untuk menyamarkan agar tidak diketahui saat menguji," kata Pandra.
Seperti diketahui, Upik Lawanga adalah anggota Jamaah Islamiyah yang diduga menjadi dalang sejumlah aksi teror di Indonsia, antara lain Bom Bali, Bom Tentena, dan sejumlah aksi mulai dari 2004-2006.

Baca juga: Rumah Tokoh Jamaah Islamiyah di Lampung Jauh dari Keramaian, Bungker Dibangun di Dapur

(Penulis: Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Dheri Agriesta)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com