Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Hampir Seabad, Mbah Wiryo Masih Setia Bunyikan Lonceng Gereja Saban Hari

Kompas.com - 20/12/2020, 13:39 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Generasi ketiga kapel ST Lukas Kajoran

Mbah Wiryo merupakan generasi ketiga pemukul lonceng pada kapel ST Lukas Kajoran. Awalnya adalah Barnabas Sarikromo atau Sariman, mertuanya. Warga mengenal Barnabas sebagai pengajar katekisan Katolik.

Sepeninggal Barnabas, Rafaael lah yang menggantikan. Mbah Wiryo mengatakan, suaminya meninggal sekitar tahun 1980-an. Sejak itu, ia yang mengganti memukul lonceng.

Ia sebenarnya juga sudah mulai ikut memukul lonceng sejak menikah dengan Rafael pada tahun 1940-an. Ini dilakukan saat Sudarno berhalangan memukul lonceng.

Mbah Wiryo adalah petani. Dulunya, ia menanam jagung dan ketela. Ladang dan kebunnya ada di balik bukit dan hutan. “Semua dilakukan jalan kaki,” katanya.

Meski berladang, ia tetap kembali ke rumah sebelum pukul 12.00. Ia pulang untuk membunyikan genta. “Setelah itu dirumah kerja apa saja,” kata Mbah Wiryo.

Baca juga: Tugu Pal Putih Yogyakarta Makin Indah, Tak Ada Lagi Kabel Melintang di Sekitarnya

Lonceng dari Belanda

Lonceng Kapel Santo Lucas Kajoran terdapat tulisan huruf latin ejaan lama. Tulisannya sedikit pudar “Sembah Baktinipoen Aanah Djawi Oegi - Dewi Mariah”. Tulisan lain tampak pula di bawahnya namun lebih sulit terbaca. Sebuah relief kecil bentuk mirip Bunda Maria tampak pada dinding genta. Selain itu, ada tulisan tahun ‘1928’ pada badan genta.

Saat itu, berlangsung pembangunan tempat ziarah Sendangsono di Semagung, Kalurahan Banjaroya, pada 1929.  Banyak perlengkapan didatangkan dari Belanda.

Mbah Wiryo menceritakan, lonceng termasuk di datangkan pula dari Belanda dan diterima oleh Barnabas. Umat Katolik lantas membawa lonceng dengan cara dipikul sampai rumah Barnabas di bukit.

Lonceng kemudian digantung pada pohon asam di depan rumah. Belum ada kapel ketika itu. Kegiatan ibadah dilakukan umat di rumah kayu berdinding gedhek yang bersebelahan dengan rumah Barnabas.

Baca juga: Rencana Pengaturan Ibadah Natal di Yogyakarta, Satgas Covid-19: Duduk Warga Lokal dan Pendatang Dipisah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com